Turnamen Sepak Bola Putri di DIY Diramaikan 69 Tim

Turnamen Sepak Bola Putri di DIY Diramaikan 69 Tim


Turnamen Sepak Bola Putri di DIY Diramaikan 69 Tim
Siswi mengikuti kompetisi Milklife Football Problem.(Djarum Basis)

SEBANYAK 41 tim yang terbagi dari 13 tim Kategori Usia (KU) 10 dan 28 tim KU 12 dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) maupun Sekolah Dasar (SD) yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengikuti MilkLife Football Problem-Yogyakarta Collection 1 2024. Kompetisi itu berlangsung mulai 25 Juli hingga 28 Juli di Stadion Tridadi, Sleman, DIY, Jawa Tengah.

Program Director Bakti Olahraga Djarum Basis, Yoppy Rosimin, selaku penyelenggara mengatakan, MilkLife Football Problem digelar di Yogyakarta lantaran kota tersebut menjadi barometer sepak bola putri di Indonesia. Ia mengungkapkan, Putri Mataram merupakan salah satu klub bersejarah dan berpengaruh di Indonesia. Selain itu, SSB putri di DIY kini semakin menjamur dan memiliki banyak pemain potensial salah satunya ialah Bintang Putra Mlati.

“Setelah Kudus, Surabaya, Jakarta, Tangerang, dan Bandung, MilkLife Football Problem digelar di DIY karena kota ini punya sejarah tersendiri bagi kejayaan sepak bola putri Tanah Air. Serta merupakan lumbung potensial bibit-bibit muda pesepak bola putri, dan banyak klub yang memiliki prestasi membanggakan di berbagai kejuaraan. Oleh karena itu, kami berharap agar hal tersebut selaras dengan spirit para peserta yang bisa meneruskan ekosistem sepak bola putri di provinsi ini,” ujar Yoppy dalam keterangannya yang diterima pada Sabtu (27/7).

Kepala Pelatih MilkLife Football Problem, Timo Scheunemann, yang memiliki lisensi kepelatihan UEFA A di Jerman sejak tahun 2007 mengatakan, untuk menjaga mata rantai ekosistem sepak bola putri, hal terpenting yang harus ditanamkan pada siswi ialah kesenangan dalam mengolah ‘si kulit bundar’. Selaras dengan itu, penguasaan teknik dasar menjadi bekal untuk menjalani latihan maupun bertanding kompetisi.

“Kami meyakini para siswi di DIY memiliki pemahaman yang baik terhadap teknik-teknik dasar yang sudah mereka pelajari dari guru maupun pelatih. Sehingga ketika mereka bermain di lapangan, baik itu kompetisi 7 vs 7 maupun Talent Problem, mereka sudah mengaplikasikannya secara maksimal. Potensi peserta di kota ini cukup baik untuk terus dikembangkan dan dilatih secara konsisten,” ujar Timo. (Ant/Z-11)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *