Pakistan Tetapkan Hari Berkabung untuk Haniyeh

Pakistan Tetapkan Hari Berkabung untuk Haniyeh


Pakistan Tetapkan Hari Berkabung untuk Haniyeh
Ismail Haniyeh (AFP)

Bahasa Indonesia: PAKISTAN menetapkan hari berkabung nasional untuk mengenang pemimpin Hamas yang dibunuh Israel, Ismail Haniyah. Negara Asia Selatan itu akan memperingati hari berkabung itu pada Jumat (2/8).

Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif turut menyuarakan kritik atas pembunuhan Haniyeh dalam serangan rudal di ibu kota Iran, Teheran. Dia menyebutnya sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.

“Israel telah menginjak-injak semua hukum internasional dengan melakukan tindakan ini,” kata Sharif saat berpidato di hadapan anggota parlemen aliansi yang berkuasa di Islamabad, dilansir dari Anadolu, Jumat (2/8).

Baca juga: Kelompok Islam dari Yaman dan Pakistan Kecam Israel yang Membunuh Ismail Haniyeh

Hamas dan Iran mengumumkan terbunuhnya Haniyeh, Rabu (31/1) dini hari, dalam serangan udara Israel yang menargetkan kediamannya di Teheran. Serangan itu terjadi satu hari setelah dia menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.

Meskipun Israel tetap bungkam atas kematian Haniyeh, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mengisyaratkan keterlibatan Tel Aviv dalam pembunuhan tersebut.

Barat abai

Menyesalkan diamnya Barat atas pembunuhan Haniyeh, Sharif mengatakan pembunuhan tersebut merupakan ujian bagi negara-negara yang disebut sebagai negara maju.

Baca juga: Gencatan Senjata Gaza Terancam Kematian Ismail Haniyeh

“Netanyahu melakukan kebrutalan yang nyata, tetapi masyarakat internasional bungkam saja,” katanya.

Memberikan penghormatan kepada pemimpin Hamas yang terbunuh atas pengorbanannya demi perjuangan Palestina, Sharif mencatat bahwa Israel juga membunuh putra-putranya dan anggota keluarga lainnya selama serangan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

Beberapa partai agama dan politik mengumumkan demonstrasi pada hari kiamat bertema berkabung di seluruh Pakistan untuk mengutuk pembunuhan Haniyeh.

Baca juga: Wakil Presiden: Ismail Haniyeh Pejuang Kemerdekaan Palestina

Selain Sharif, negarawan veteran Malaysia Mahathir Mohamed memberikan penghormatan kepada Haniyeh yang dinilainya memiliki ciri khas berbicara lembut dan mengesankan.

“Saya merasa sangat sedih dan juga sangat marah ketika menerima berita tentang pembunuhan Tuan Ismail Haniyeh,” kata mantan perdana menteri tersebut.

Mahathir mengaku beruntung dan bangga bisa mengenal Haniyeh selama bertahun-tahun. “Pria yang tutur katanya lembut, namun berhati singa, perjuangan tiada henti Pak Haniyeh dalam memperjuangkan pembebasan Palestina dari pendudukan Israel memang patut ditiru oleh setiap pejuang kemerdekaan,” kata Mahathir yang pernah dua kali memerintah Malaysia.

Baca juga: Muhammadiyah Mendesak Dunia Mengutuk Israel yang Membunuh Ismail Haniyeh

Dia mengatakan Haniyeh adalah pria mengesankan yang keberaniannya membela rakyatnya. Hal itu jelas bersumber dari hati nurani yang bersih dan berpedoman pada kompas ethical yang berlandaskan kemanusiaan dan keyakinan agama.

“Palestina dan seluruh dunia yang peduli telah kehilangan sosok besar, pemimpin dan pembebas,” ujarnya seraya mengecam Israel sebagai negara jahat yang melakukan genosida.

“Tuan Haniyeh berdiri sebagai pengingat betapa Israel adalah negara paria, dan bahwa semua orang yang mendukung rezim Zionis adalah orang-orang munafik dan teroris sejati,” imbuhnya.

Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang berkelanjutan di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas.

Setidaknya 39.445 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 91.000 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Hampir 10 bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserang pada 6 Mei. (I-2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *