Obsesi Smartphone Dapat Memicu Kecemasan dan Depresi pada Remaja

Obsesi Smartphone Dapat Memicu Kecemasan dan Depresi pada Remaja


Obsesi Smartphone Dapat Memicu Kecemasan dan Depresi pada Remaja
Sebuah studi baru dari Inggris menyoroti kekhawatiran terkait obsesi remaja terhadap smartphone, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan psychological mereka.(freepik)

MASALAH stereotipikal remaja saat ini ialah banyak terpaku pada perangkat selular mereka. Sebuah studi baru dari Inggris menambah kekhawatiran yang semakin berkembang bahwa obsesi terhadap telepon pintar dapat merugikan kesehatan remaja.

Para ahli menemukan remaja yang melaporkan hubungan bermasalah dengan smartphone mereka bisa sampai tiga kali lebih mungkin mengalami kecemasan, depresiatau menderita insomnia.

Faktanya, hampir setengah remaja pengguna smartphone mengatakan mereka sudah terlalu seru dengan pengguna smartphone. Namun mereka juga mengaku memiliki gejala kecemasan hingga depresi.

Baca juga: Beban Gangguan Mental Berlipat

Banyak orangtua menerapkan “mode pesawat” pada ponsel anaknya guna mengalihkan mereka dari penggunaan smartphone. Banyak orangtua yang menyebut penggunaan ponsel pintar yang berlebihan pada anak-anak mereka sebagai ‘kecanduan’.

Para akademisi mengatakan mereka memilih untuk tidak menggunakan frasa ini karena ini adalah istilah klinis. Mereka menyebutnya sebagai ‘penggunaan ponsel cerdas yang bermasalah’ (PSU).

PSU didefinisikan sebagai ‘kehilangan kendali subjektif atas penggunaan’. Misalnya, keasyikan dan mengabaikan tanggung jawab atau kegiatan yang berarti demi menggunakan smartphone.

Baca juga: Harus Tahu: Kerugian Biaya Akibat Gangguan Mental 2x Lebih Besar dari Gangguan Fisik

PSU itu mengacu pada dua studi terpisah yang sudah dilakukan para akademisi. Studi pertama, yang dipublikasikan di Acta Paediatrica, meneliti information siswa berusia 16-18 tahun di lima sekolah di London, East Midlands, dan barat daya Inggris. Studi kedua, yang diterbitkan dalam BMJ Psychological Well being, pada kelompok remaja yang lebih kecil yaitu siswa berusia 13-16 tahun dari dua sekolah di London.

Penelitian baru ini melibatkan dua studi terpisah. Yang pertama, yang dipublikasikan di Acta Paediatrica, memeriksa information tentang siswa berusia 16 hingga 18 tahun di lima sekolah di London, East Midlands, dan barat daya Inggris.

Sebanyak 657 remaja ikut serta, dan 19% di antaranya ditemukan mengalami PSU (Penggunaan Smartphone yang Bermasalah).

Baca juga: 4 Tips dan Solusi Menghadapi Kesehatan Mental Pasca Pemilihan Umum

Dari 123 orang yang melaporkan PSU, sekitar 43% dari kelompok ini melaporkan gejala kecemasan. Ini dibandingkan dengan seperempat (25%) remaja tanpa PSU.

Artinya, mereka yang dianggap mengalami PSU dua kali lebih mungkin melaporkan gejala kecemasan.

Sementara itu, sekitar 56% remaja dengan PSU melaporkan gejala depresi, dibandingkan dengan 29% dari remaja tanpa PSU.

Dari kedua studi tersebut membuktikan sebagian besar remaja pengguna smartphone mengalami PSU. Mereka melaporkan mengalami gejala kecemasan hingga paling parahnya adalah mengalami gejala depresi.

“Mereka yang mengalami PSU lima kali lebih mungkin membutuhkan bantuan dan dukungan untuk mengurangi sehingga mereka menyadari bahwa mereka sedang berjuang, dan mereka meminta bantuan untuk melakukan sesuatu” dikatakanBen Carter, salah satu peneliti studi itu,. (dailymail/Z-3)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *