Sering Tidak Terdiagnosis, Kenali Gejala Infeksi Saluran Kemih pada Anak
DOKTER spesialis anak konsultan nefrologi anak Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita dr. Ina Zarlina Sp.A(Okay) mengatakan ada beberapa tanda yang bisa dikenali saat anak menderita infeksi saluran kemih.
“Biasanya bayi usia di bawah 3 bulan itu bisa saja dia demam, muntah-muntah, lemas, menyusunya kurang, saat kontrol ke dokter berat badannya sulit naik, bisa juga ditemukan kuning, ataupun urinnya yang berbau tidak seperti biasa,” kata Ina dalam diskusi tentang infeksi saluran kemih pada anak yang diikuti secara bold di Jakarta, Selasa (6/8).
Ina mengatakan, pada bayi di bawah tiga bulan yang dicurigai terkena infeksi saluran kemih, biasanya ditemukan saat pemeriksaan darah pada urin bayi yang disebut hematuria.
Baca juga: Berat Badan Bayi Stagnan, Bisa Jadi Infeksi Saluran Kemih
Sementara pada anak dari 3 bulan sampai usia 3 tahun, paling sering ditemukan gejala demam di atas 38,5 derajat celcius tanpa sebab, atau nyeri saat buang air kecil dan pipis yang selalu tidak tuntas. Gejala lain yang dirasakan yakni disertai nyeri perut, muntah-muntah, dan ada nyeri di atas kemaluan.
Dokter lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan, angka kejadian pada anak usia kurang dari 24 bulan atau 2 tahun yang demam, kemungkinan menderita infeksi saluran kemih sekitar 3- 5%. Sedangkan pada anak perempuan, kejadian infeksi saluran kemih pada usia di bawah 1 tahun biasanya sekitar 7%, sementara pada anak laki-laki sekitar 3%.
Ina mengatakan gejala awal seringkali tidak terdiagnosis. Sebab, sulit untuk mengambil sampel urin dan banyak juga yang berasumsi gejala-gejala tersebut disebabkan oleh diare pada anak.
Baca juga: Ternyata Meniup Makanan Sebelum Menyuapi Anak Berbahaya, Ini Kata Dokter Anak
Ina menambahkan pada bayi yang lebih kecil, perlu dipikirkan faktor lain yang memengaruhi kemungkinan infeksi saluran kemih atipikal atau kompleks untuk menentukan metode pemeriksaan yang tepat.
“Bayi-bayi yang lahir dengan kelainan bawaan yang mempunyai risiko ada kelainan anatomi. Itu memang kita indikasikan untuk pemeriksaan kultur urin. Kelainan anatomi ini biasanya bisa terjadi pada bayi dalam kandungan yang penyebabnya memang sampai saat ini kita tidak ketahui,” kata Ina.
Ia mengatakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih pada bayi, dokter biasanya memberikan antibiotik oral. Obat itu diberikan sekitar dua sampai empat hari. Namun, bisa juga dimasukkan ke dalam tubuh melalui infus atau injeksi, untuk mencegah infeksi terjadi di ginjal.
Sementara pada bayi enam bulan sampai tiga tahun, dengan infeksi saluran kemih atipikal yang mempunyai kelainan anatomi, Ina menegaskan kasus itu harus cepat dilakukan pemeriksaan USG jika tidak sembuh setelah 48 jam pengobatan.
“Antibiotik itu ada yang namanya terapeutik atau antibiotik pada pengobatan, ada juga antibiotik untuk pencegahan. Jadi memang efek sampingnya dia takutnya ada resistensi. Tetapi kita harus memberikan dalam jangka panjang dengan dosis rendah,” kata Ina. (Ant/H-3)