Empat Sektor Ini Mendominasi Peningkatan Peserta BPJS Ketenagakerjaan pada Pekerja Casual
PENINGKATAN peserta BPJS Ketenagakerjaan dalam pekerja casual didominasi empat sektor. Bahkan, saat ini, peserta BPJS TK pekerja casual diketahui telah mencapai hampir 8 juta orang.
Berdasarkan knowledge yang diperoleh, empat sektor tersebut meliputi petaniBahasa Indonesia: pedagang offline maupun on-line, driving force on-line, dan nelayan.
Dari keempat sektor tersebut, Deputi Bidang Kepesertaan Program Khusus dan Keagenan BPJS Ketenagakerjaan I Putu Wiradana mengatakan sektor petani menjadi peserta paling banyak, mencapai sekitar 75%. Kemudian disusul oleh pedagang, driving force on-line, dan nelayan.
Baca juga: Sosialisasi Program BPJS Ketenagakerjaan, Wamen Ketenagakerjaan Dorong Perlindungan Pekerja Informal
Sementara untuk mekanisme pembayaran iuran ketenagakerjaan, Wira menjelaskan untuk driving force on-line mekanisme pembayarannya menggunakan autodidak dari pockets.
“Jadi, wallet-walletnya driving force itu kita potong. Misal semua driving force hari ini dapat tarif buat nanti malam, dan masuk walletnya, yang kita potong setiap bulan sekali. Tanggal 15 atau tanggal 30 kita potong,” jelasnya saat ditemui media dalam acara peluncuran Fita ComboFit Jamsostek bersama BPJS Ketenagakerjaan, Selasa (6/8), di kawasan Jakarta Selatan.
Untuk biaya iurannya sendiri, driving force on-line dikenakan Rp16.800 untuk ketenagakerjaan. Namun, terdapat juga potongan tabungan sebesar Rp20.000.
Baca juga: Kebutuhan Pokok Merangkak Naik di Sejumlah Pasar Tradisional Tasikmalaya
Jadi, jika sudah memasuki tanggal pemotongan, e-wallet driving force akan otomatis terpotong, dengan besar iuran Rp36.800.
Kata Wira “Jadi tabungannya itu potongannya enggak Rp16.800, tapi Rp36.800. Rp36.800 itu, Rp10.000 untuk tenaga kerja, Rp6.800 itu kematian, dan Rp20.000 itu tabungan, tabungan untuk hari tua”.
Kemudian untuk pedagang offline, seperti warung-warung menggunakan mekanisme autodebat.
Baca juga: GNTI, Sayap Partai PDIP, Gelar Pameran UMKM Kerakyatan
“Di warung-warung, kita bekerja sama dengan warung-warung itu. Warung-warung yang menjadi laku pandai perbankan, itu ada, kita menyebutnya dengan autodebat. Jadi dia bayar di situ,” tutur Wira.
Sementara untuk pedagang pasar, Wira mengatakan mekanisme pembayarannya melalui kolektor. Kolektornya adalah pengelola pasar.
Sedangkan untuk e-commerce, “Mereka punya autodebat diaplikasinya. Misalnya, di salah satu e-commerce sudah ada pendapatan, bayar, aplikasi kita di situ, autodebatnya juga ada dan tentunya dari walletnya,” katanya.
Baca juga: Syngenta dan BPJS Ketenagakerjaan Lindungi 400 Petani Jawa Barat
Untuk memudahkan para pekerja casual agar bisa mendapatkan perlindungan sosial dan dukungan gaya hidup sehat, aplikasi Kesehatan preventif, Fita berkolaborasi dengan Telkomsel dan BPJS Ketenagakerjaan meluncurkan paket ComboFit Jamsostek.
Paket ini menawarkan akses ke Fita Premiun untuk mendukung gaya hidup sehat dan jaminan sosial melalui BPJS Ketenagakerjaan, serta kuota web Telkomsel untuk kebutuhan sehari-hari.
“Rendahnya kesadaran dan kurangnya akses terhadap perlindungan risiko bagi pekerja casual Indonesia menjadi tantangana yang harus diselesaikan secara kolaboratif. Selain pentingnya perlindungan sosialm kami melihat menjaga Kesehatan juga semakin krusial bagi pekerja casual saat ini,” kata CEO Fita Reynazran Royono.
“Melalui paket combofit Jamsostek ini, kami mempermudah akses pekerja casual terhadap perlindungan sosial dan dukungan gaya hidup sehat dalam satu paket dengan harga terjangkau. Kami percaya kolaborasi ini akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup pekerja casual yang rentan terhadap risiko,” sambungnya.
Paket ComboFit menawarkan solusi terintegrasi dengan biaya terjangkau, yaitu seharga Rp55 ribu, yang mencakup kuota knowledge 8 GB, langganan Fita Top class selama 30 hari, serta perlindungan BPJS TK yang dapat diaktifkan melalui hyperlink yang dikirimkan by the use of SMS melalui MyTelkomsel Tremendous App. (Z-1)