Kominfo Beri Penghargaan pada Komunitas Informasi Masyarakat Berprestasi di Kimfest 2024
FESTIVAL Komunitas Informasi Masyarakat (Pesta Kim) yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) bekerja sama dengan Pemerintah Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Sep 11 Agustus 2024, dirangkaikan dengan UMKM Fiesta 2024. Memasuki puncak kegiatan, Sabtu (10/9) malam, Kominfo memberikan apresiasi pada KIM dari empat kategori yang ada.
Empat penerima penghargaan yaitu KIM Dinamika Sinema Nusantara, dari Daerah Istimewa Yogyakarta untuk kategori KIM Terbaik Bidang Usaha Kecil Mikro dan Menengah. Kemudian KIM Terbaik Bidang Pariwisata diberikan kepada KIM Sani-sani dari Sulawesi Tenggara. Lalu KIM Paling Transformasif jatuh pada KIM Tirto Gumitir Provinsi Jawa Timur. KIM Terinovatif diberikan pada KIM Rancah Mampulung dari Kalimantan Selatan.
Baca juga: Wali Kota Makassar Siap Jadi Tuan Rumah KIMFest 2024
“Saya ucapkan selamat kepada KIM yang juara. Semoga apresiasi yang diberikan dapat memelihara semangat KIM untuk terus melaju, berinovasi mengembangkan program-program guna memajukan potensi kearifan lokal dan perekonomian masyarakat sekitar. Serta lebih masif mendukung penyebarluasan informasi publik, terkait kebijakan dan prgram prioritas pemerintah kepada masyarakat,” seru Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, Usman Kansong.
Menurutnya, KIM adalah mitra strategis pemerintah, yang memiliki peran besar dalam melakukan komunikasi publik pada masyarakat, khususnya di akar rumput. Sehingga Competition KIM tidak hanya menjadi ajang berkompetisi, tapi juga area untuk merayakan eksistensi, berjejaring, serta saling bertukar pikiran dan berbagi cerita keberhasilan, agar selalu kompak.
“KIMFest ini juga menjadi kesempatan untuk memperkenalkan KIM pada masyarakat luas, bahwa KIM merupakan unsur ynag berasal dari, oleh dan untuk masyarakat. Bisa jadi pula, semua yang hadir sudah menjalankan fungsi KIM dalam kesehariannya. Dan ternyata ada lebih banyak lagi KIM-KIM yang memiliki potensi besar,” lanjut Usman dalam sambutannya.
Penilaian Kompetisi KIM tahun ini, masih sama dengan tahun sebelumnya, dilakukan pada tiga bidang, yaitu bidang UMKM, pariwisata, dan bidang pertaniana/perkebunan. Hanya saja kata Usman, belum ada yang mewakili bidang pertanian/perkebunan, sehingga penghargaan hanya diberikan pada KIM Terbaik bidang UMKM dan KIM Terbaik Bidang Pariwisata. Serta ada penghargaan khusus bagi KIM yang dinilai berhasil melakukan t ransformasi virtual, dan KIM yang berhasil melakukan berbagai invovasi.
“Bagi KIM yang belum berhasil menyabet juara di kompetisi tahunan itu, diharapkan tidak pernah menjadi orang yang kalah sampai kita berhenti mencoba. Karena itu, sampai ketemu lagi di Competition KIM tahun mendatang,” tutupnya yang tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto yang menyiapkan tempat, mau berkolaborasi dan bersinergi menyukseskan kegiatan KIMFest.
Wali Kota Makassar yang akrab disapa Danny Pomanto itu mengatakan jika dirinya, dalam hal ini Pemerintah Kota Makassar sangat senang dan antusias jika ada kegiatan yang digelar di kotanya. Lantaran sejak 2023 lalu, Pemkot Makassar sudah mendeklarasikan diri sebagai Kot Competition Tepian Air’
“Kami sudah menyatakan diri sebagai kota pageant tepian air, karena memang kota kita ini berbatasan langsung dengan pantai. Bahkan kami baru saja melakukan kegiatan Competition 8 Makassar namanya, yang menyatukan atraksi dari tiga elemen, yaitu udara, laut dan darat. Dan tentu tidak lupa juga selalu mengundang wisatawan dengan branding Makassar Kota Makan Enak, karena kota ini dikenal dengan berbagai kuliner yang terkenal,” urai Danny.
Sebelumnya, Staf Ahli Menteri Bidang Sosial, Ekonomi dan Budaya Kominfo, R Wijaya Kusumawardhana mewakili Menteri Kominfo RI menjelaskan, Indonesia memiliki keunikan geografis yang menjadi tantangan pemerataan akses informasi program dan kebijakan prioritas pemerintah kepada masyarakat. Menyadari hal itu, pembangunan infrastruktur telekomunikasi terus dijalankan sebagai upaya pemerataan akass informasi dan transformasi virtual bagi masyarakat.
“Sehingga dengan kehadiran KIM, menjadi mitra strategis Kementerian Kominfo dalam penyebaran komunikasi publik, di bawah binaan Dinas Kominfo untuk meningkatkan literasi virtual pada masyarakat. Serta sebagai penghubung antara pemerintah dan masyarakat, juga memastikan masyarakat memperoleh infomasi terkait kebijakan prioritas pemerintah,”
jelas Wijaya.
Dalam puncak penghargaan Apresiasi KIM, juga dihadiri Tim Penilai Kompetisi KIM tahun 2024, yang merupakam akademisi Ilmu Komunikasi FISIP UI Irwansyah, dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rulli Nasrullah. Kemudian Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika Hasyim Gautama, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Kementerian Komunikasi dan Informatika Septriana Tangkary. Hadir juga Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemprov Sulsel Andi M Yasir.
KIMFest tidak hanya sekedar pemberian apresiasi terhadap KIM terbaik di bidangnya, tapi juga banyak kegiatan lain, seperti pagelar musik daerah, pameran serta kunjungan ke beberapa okasi seperti Command Heart atau Struggle Room Pemkot Makassar.
Seni tradisional Sulsel musik To Riolo turut ambil bagian dalam KIMFest. Dinas Kebudayaan Kota Makassar menghadirkan musik To Riolo dari Sanggar Lentera Artwork sebagai salah satu merchandise kegiatan pada acara yang dipusatkan di Anjungan Town of Makassar – Pantai Losari.
Sebanyak tujuh pemusik To Riolo menyuguhkan musik instrumental diiringi dua penyanyi yang melantunkan lagu-lagu daerah Makassar, seperi Anging Mammiri, Minasa Riboritta, Sulawesi Pa’rasanganta, dan Pakarena, Musik To Riolo merupakan seni pertunjukan tradisional yang telah tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Pada masa kejayaan kerajaan-kerajaan Makassar, musik To Riolo dikenal sebagai hiburan istana yang sering ditampilkan untuk menghibur para tamu kerajaan.
Bahkan, sejumlah anggota Komunitas Informasi Masyarakat (KIM) asal Kabupaten Parigi Sulawesi Tengah (Sulteng) Nita mengaku kagum dengan fasilitas Command Heart atau Struggle Room Pemkot Makassar di Lantai 10 Balai Kota Makassar. Menurutnya Struggle Room Kota Makassar menjadi contoh yang akan dibawa dan diterapkan kembali ke daerahnya.
Tidak hanya Nita, rombongan lainnya juga mengatakan hal yang sama. Ialah KIM Darma Satya Nusantara (DSN) asal Jogjakarta. Salah satu anggotanya, Sastra mengatakan, timnya memiliki kesan yang begitu menarik setelah mengunjungi Struggle Room Kota Makassar.
Sastra bilang, baginya ini benar-benar merupakan percontohan untuk kota lain. “Jika kondisi ini diterapkan ke masing-masing kota dengan anggaran cukup maka itu sangat membantu masyarakat. Baik itu terhadap tindakan kriminal dan lainnya,” kata Sastra.
Tercatat, ada 11 KIM dari 9 provinsi dan 50 botuh yang turut berpartisipasi dalam KIMFest kali ini, yakni Sulawesi Selatan selatan, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Tengah, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan Timur. (N-2)
(MI/Lina Herlina)