Fenomena Anak Terpapar Judol Harus Jadi Perhatian Bersama
SEKRETARIS Direktorat Jenderal PAUD Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) Praptono mengatakan bahwa fenomena melonjaknya anak yang terpapar judi online perlu menjadi perhatian bersama. Menurutnya fungsi pengawasan, pendampingan, dan pencegahan dari seluruh ekosistem pendidikan harus diperkuat.
“Tidak hanya di lingkungan sekolah, tapi orangtua juga harus memberikan perhatian lebih dan perlindungan maksimal supaya anak tidak terpapar judi on-line,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Rabu (14/8).
Baca juga: Puan Desak Pemerintah Beri Pendampingan Bagi Anak Terjebak Judol
Lebih lanjut, Praptono mengatakan pemerintah memulai kampanye ke sekolah-sekolah untuk menyetop dan mencegah praktik judi on-line pada generasi muda. Itu dilakukan sejak 2023.
Kampanye ini dilakukan dengan pemutaran pesan imbauan yang disampaikan oleh tiga menteri, yaitu Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Menteri Dalam Negeri (Mendagri), dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-Ristek).
“Imbauan tersebut mengajak agar generasi muda bisa senantiasa menjaga ruang virtual yang sehat, mengingatkan dampak buruk dari judi on-line, dan mengajak generasi muda untuk berani melaporkan ke pihak berwajib apabila mengetahui adanya penggunaan situs judi di lingkungannya,” kata Praptono.
Baca juga: 6 Cara Terlepas dari Lingkaran Judi Online bagi Anak-Anak Menurut Ahli
Pada 14 Juli 2024, sambung dia, telah diterbitkan Keputusan Presiden (Keppres) penetapan Satuan Tugas Pemberantasan Perjudian Bold. Itu bagian dari upaya percepatan pemberantasan perjudian bold secara terpadu. Pemerintah, melalui Kominfo, juga telah meluncurkan kanal edukasi, yaitu laman bersama forestall judol untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat agar lebih peduli terhadap bahaya judi on-line.
Kanal itu, terang Praptono, berisi mulai dari Hotline Forestall Judi On-line, Video Iklan Layanan Masyarakat, dan berbagai konten edukasi yang bisa digunakan dan dibagikan oleh siapa saja yang peduli terhadap pencegahan judi on-line. Mulai dari sekolah, orang tua, masyarakat umum harus saling mengingatkan.
Selain itu, terdapat 6 indikator Profil Pelajar Pancasila yang menjadi landasan penguatan karakter anak-anak Indonesia, di antaranya yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, mandiri, bergotong-royong, berkebinekaan world, bernalar kritis, dan kreatif.
“6 indikator Profil Pelajar Pancasila ini dikuatkan dalam berbagai aspek, baik intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler. Profil Pelajar Pancasila dapat membekali anak-anak kita untuk menyaring apa yang baik dan apa yang tidak baik, termasuk dalam menggunakan teknologi,” pungkasnya. (H-3).