Ribuan Dokter di India Lanjutkan Mogok Kerja Massal
RIBUAN dokter memulai aksi memukul selama 24 jam di seluruh negeri sejak Sabtu. Penghentian layanan medis ini dilakukan setelah seorang dokter magang diperkosa dan dibunuh di sebuah perguruan tinggi kedokteran di negara bagian Benggala Barat bagian timur minggu lalu.
Asosiasi Medis India (IMA), perserikatan dokter swasta terkemuka di India yang memiliki lebih dari 400 ribu anggota, mengatakan layanan darurat akan tetap berlanjut tetapi tidak akan ada layanan rawat jalan dan operasi.
Para dokter di seluruh negeri mulai berpartisipasi dalam pemogokan, yang berdampak buruk pada layanan kesehatan. Dokter magang berusia 31 tahun diserang di Sekolah Tinggi Kedokteran dan Rumah Sakit RG Kar di Kolkata, ibu kota Benggala Barat, minggu lalu.
Baca juga: Ancaman Mogok Kerja Dokter Korea Terbesar karena Perselisihan Reformasi Medis
Jasadnya ditemukan di dalam rumah sakit dan otopsi menunjukkan bahwa ia mengalami kekerasan seksual sebelum dibunuh. Insiden tersebut memicu protes nasional.
IMA mengatakan insiden tersebut telah mengemukakan dua dimensi kekerasan di rumah sakit. “Kejahatan berskala biadab akibat kurangnya ruang bagi perempuan dan hooliganisme yang terjadi akibat kurangnya protokol keamanan yang tidak terorganisir,” katanya pada Jumat (16/8) malam, dilansir dari Anadolu, Minggu (18/8).
Badan tertinggi telah menuntut peningkatan keamanan dan penyelidikan profesional terhadap kejahatan tersebut. Pernyataan dari North Zone Orthopedics Affiliation mengatakan insiden ini menyoroti kekhawatiran serius seputar keselamatan dokter, terutama wanita, di tempat kerja mereka.
Baca juga: Ribuan Pasien di Korsel Masih Terbengkalai Akibat Mogok Kerja Nasional Dokter
“Kami berdiri dalam solidaritas penuh dengan rekan-rekan kami di seluruh negeri. Langkah-langkah ketat perlu diterapkan untuk melindungi kehidupan dan martabat dokter dan petugas kesehatan,” tambah pernyataan asosiasi tersebut.
Sementara Biro Investigasi Pusat India (CBI) saat ini sedang menyelidiki kasus tersebut, para politisi telah saling menyalahkan atas kegagalan pengawasan tenaga medis.
Kementerian Kesehatan India baru-baru ini mengarahkan semua rumah sakit pemerintah untuk mengajukan pengaduan polisi dalam waktu enam jam setelah terjadi kekerasan di tempat mereka. (I-2)