Indonesia Net-Zero Summit 2024 Tekankan Darurat Suhu Bumi

Indonesia Internet-0 Summit 2024 Tekankan Darurat Suhu Bumi


Indonesia Net-Zero Summit 2024 Tekankan Darurat Suhu Bumi
Pendiri dan Ketua Overseas Coverage Neighborhood of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal (tengah) memberikan paparan dalam konferensi pers Indonesia Internet-0 Summit (INZS) di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (22/8).(MI/Ihfa FIrdausya)

AJANG konferensi iklim tahunan Indonesia Internet-0 Summit (INZS) kembali hadir tahun ini dengan tema ‘S.O.S. Neraka Bocor: Local weather Avengers Bring together!’ Konferensi yang diselenggarakan oleh Overseas Coverage Neighborhood of Indonesia (FPCI) akan diselenggarakan pada Sabtu, 24 Agustus 2024, di XXI Djakarta Theatre Ballroom, Jakarta Pusat.

INZS menjadi ruang pertemuan bagi menteri, pejabat, diplomat, aktivis, selebriti, pemuda, masyarakat sipil, dan berbagai kalangan lainnya untuk membicarakan isu iklim, khususnya di Indonesia. Inisiatif ini dimaksudkan untuk menghimpun dan mengukuhkan komitmen Indonesia dalam menyelamatkan masa depan bangsa dari krisis iklim.

Tema ‘S.O.S. Neraka Bocor: Local weather Avengers Bring together!’ pada INZS tahun ini dipilih untuk menyerukan darurat kondisi bumi yang suhunya semakin melewati titik kritis 1,5 derajat Celsius. Tema tersebut juga menekankan pentingnya aksi nyata serta gotong royong dari para ‘Local weather Avengers’ untuk mencegah bencana dan kehancuran.

Baca juga: Indonesia Perkuat Komitmen Atasi Dampak Perubahan Iklim di Second NDC

Pendiri dan Ketua Overseas Coverage Neighborhood of Indonesia Dino Patti Djalal menyebut tujuan INZS antara lain menjaga kesadaran masyarakat terhadap isu perubahan iklimserta menjaga momentum politiknya. “Kita melihat di berbagai negara bisa saja tujuannya bagus, mengurangi emisi, tapi politiknya tidak nyambung. Ini terjadi di Amerika Serikat. Sudah bagus-bagus mereka menandatangani Perjanjian Paris, begitu Trump masuk, AS keluar dari sana dan melancarkan berbagai kebijakan yang bertentangan dengan pembangunan berkelanjutan,” kata Dino dalam konferensi pers di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (22/8).

Untuk itu, ia ingin pemerintahan Prabowo-Gibran memasukkan schedule perubahan iklim sebagai prioritas dari kebijakan mereka. Dino juga mengatakan sejalan dengan proses Internet-0 Summit, pihaknya telah mengadakan diskusi kelompok fokus (FGD) yang mempertemukan aktivis iklim dan tim Prabowo-Gibran.

“Kita sudah tiga kali bertemu untuk membahas berbagai aspek dari kebijakan perubahan iklim pemerintah ke depan. Ada mengenai energi terbarukan, Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (NDC), dan solusi berbasis alam (NBS),” paparnya.

Baca juga: 900 Kejadian Puting Beliung Landa Indonesia Setiap Tahun

FPCI berharap goal nol bersih bisa dipercepat menjadi 2050 atau 10 tahun lebih awal dari goal sebelumnya pada 2050. Pasalnya dunia diprediksi akan mendidih pada 2050. Sementara pada 2030 diharapkan net-zero sudah mencapai 50%. Komitmen itu, kata Dino, juga sebisa mungkin diundangkan untuk menunjukkan keseriusan pemerintah.

Director of Local weather Unit FPCI Esther Tamara mengungkapkan harapan besar Indonesia Internet 0 Summit tahun ini adalah memastikan komitmen pengurangan emisi pada 2030. “Indonesia dan seluruh negara di dunia diharuskan publish 2d NDC, komitmen iklim kita yang akan kita pertanggungjawabkan ke PBB. Tenggat waktu-nya Februari tahun depan,” kata Esther.

“Apa yang akan kita komitmenkan di situ adalah peta jalan untuk kita bisa mengurangi emisi dalam 6 tahun ke depan di tahun 2030,” imbuhnya.

Baca juga: Sekolah Adiwiyata Perkuat Pemahaman Masyarakat Hadapi Krisis Iklim

Oleh karenanya, kata dia, sangat penting memastikan tim Prabowo-Gibran benar-benar mendengarkan aspirasi dari organisasi masyarakat sipil terkait iklim.

“Tahun 2030 sangat signifikan dalam ilmu iklim karena jatah karbon kita di 2030 akan habis. Artinya kalau kita mengeluarkan emisi melewati batas, pemanasan bumi akan melewati ambang batas 1,5 derajat Celsius. Yang akan terjadi kalau suhu itu terlampaui adalah kehancuran umat manusia. Dengan kenaikan 2 derajat Celcius, 99% terumbu karang dunia akan rusak,” paparnya.

Baca juga: Delegasi RI Siapkan Diri untuk Perundingan di Konferensi Iklim Dunia

Pembicara terkemuka

Pada INZS 2024, sesi-sesi diskusi akan diisi oleh deretan pembicara terkemuka, antara lain Mari Elka Pangestu, Alue Dohong, Pahala Nugraha Mansury, Budisatrio Djiwandono, Ridwan Kamil, Arcandra Tahar, Dino Patti Djalal, Mikha Tambayong, Abigail Limuria, Nadine Chandrawinata, Fabby Tumiwa.

Lalu ada Tiza Mafira, Gita Syahrani, Agus Sari, Anindya N Bakrie, Ridha Wirakusumah, Shinta W Kamdani, Rachmat Kaimuddin, Nani Hendiarti, Eniya Listiani Dewi, Innandya Kusumawardhani, Nadia Hadad, Laetania Belai Djandam.

Bersamaan dengan kegiatan INZS 2024, FPCI bersama dengan komunitas dan organisasi masyarakat yang bergerak di bidang perubahan iklim dan lingkungan menganugerahkan penghargaan Penghargaan Pahlawan Iklim kepada Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati.

Penghargaan tersebut diberikan setiap tahun kepada individu yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam memperjuangkan schedule iklim Indonesia. Tahun lalu, Penghargaan Pahlawan Iklim diberikan kepada Emil Salim.

FPCI dan komunitas iklim mengapresiasi kepemimpinan Sri Mulyani dalam mendorong isu dekarbonisasi dan pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia. Dia adalah tokoh pemerintah pertama yang mengangkat ancaman perubahan iklim sebagai tantangan yang lebih besar daripada pandemi covid-19. Sri Mulyani juga dianggap berperan besar membentuk kebijakan yang telah memperkuat tata kelola finansial Indonesia dalam transisi menuju net-zero. (S-1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *