Keberlanjutan Pengelolaan Mineral Kritis Kunci Transisi Energi

Keberlanjutan Pengelolaan Mineral Kritis Kunci Transisi Energi


Keberlanjutan Pengelolaan Mineral Kritis Kunci Transisi Energi
Pekerja di Kawasan Indonesia Weda Bay Commercial Park (IWIP) di Desa Lelilef, kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, Senin (8/7/2024)(ANTARA/ANDRI SAPUTRA)

BADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyoroti peran strategis mineral kritis dalam mendukung transisi energi world dan pengembangan teknologi masa depan. Peneliti Ahli Madya di Pusat Riset Sumber Daya Geologi BRIN, Ernowo mengungkapkan bahwa keberlanjutan pasokan mineral menjadi faktor kunci dalam mencapai web 0 emission pada tahun 2050, sesuai dengan Paris Settlement.

Ernowo menjelaskan bahwa mineral kritis, yang mencakup bahan-bahan seperti kobalt, litium, tembaga, grafit, dan neodimium, sangat diperlukan untuk berbagai teknologi energi terbarukan dan perangkat teknologi tinggi, termasuk turbin angin, panel surya, dan kendaraan listrik. Namun, pasokan mineral ini berisiko terganggu akibat kelangkaan sumber daya, teknologi ekstraksi yang belum memadai, dan fluktuasi pasar.

“Transisi energi yang kita hadapi saat ini membutuhkan peningkatan signifikan dalam penggunaan mineral kritis. Misalnya, permintaan mineral untuk inexperienced hydrogen diproyeksikan meningkat hingga 500 kali lipat, sementara kebutuhan untuk kendaraan listrik akan naik 60 kali lipat,” jelas Ernowo, Jumat (23/8).

Baca juga: RUPTL Terbaru Akan Menjadi Yang Paling Ramah Lingkungan Sepanjang Sejarah

Untuk mengatasi tantangan ini, Ernowo menekankan pentingnya strategi hilirisasi komoditas utama seperti nikel, timah, bauksit, dan besi. Hilirisasi tidak hanya meningkatkan nilai tambah produk mineral dalam negeri, tetapi juga memastikan optimalisasi sumber daya yang ada, sehingga dapat mendukung ketahanan energi dan teknologi Indonesia di masa depan.

Selain itu, BRIN juga mendorong langkah-langkah inovatif dalam eksplorasi dan pengolahan mineral guna meningkatkan cadangan mineral nasional. Inovasi teknologi dan pengelolaan sumber daya mineral yang berkelanjutan menjadi kunci untuk memastikan pasokan yang memadai bagi kebutuhan energi hijau dan teknologi masa depan.

Melalui pendekatan ini, BRIN berkomitmen untuk mendukung tercapainya web 0 emission dan pengembangan teknologi masa depan, serta memperkuat posisi Indonesia dalam peta industri world yang semakin kompetitif.

“Pengelolaan mineral kritis harus dilakukan dengan pendekatan yang terintegrasi, mulai dari eksplorasi, pengolahan, hingga penerapan teknologi baru. Ini adalah langkah krusial untuk memastikan keberlanjutan pasokan mineral yang diperlukan dalam generation transisi energi,” pungkas Ernowo. (H-2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *