Dampak El Nino, Usai Panen Semangka Petani Aceh Beralih Menanam Melon

Dampak El Nino, Usai Panen Semangka Petani Aceh Beralih Menanam Melon


Dampak El Nino, Usai Panen Semangka Petani Aceh Beralih Menanam Melon
Petani sedang beraktivitas menyemprot dan mengontrol tanaman melon di Desa Mesjid Kemukiman Reubee, Kecamatan Delima, Kabupaten Pidie, Aceh, Senin (26/8/2024).(MI/Amiruddin Abdullah Reubee)

Fenomena alam Anak Laki-Laki masih terus mendera berbagai daerah termasuk Provinsi Aceh. Akibat dampak cuaca panas tersebut, petani yang baru selesai memanen semangka kini beralih menanam melon.

Hal itu pun berakibat buruk terhadap sistem pertanian sehingga berpengaruh besar bagi keberlangsungan perekonomian masyarakat.

Karena itu para petani padi di Kecamatan Delima, Kabupaten Pidie, Aceh, beralih lagi menanam melon. Tanaman ini adalah jenis tanaman peralihan kedua setelah tiga bulan lalu menanam semangkan.

Baca juga: Harga Gabah Anjlok, Petani Aceh Resah

“Di sini lahan sawah memiliki saluran irigasi teknik untuk menanam padi. Karena dilanda El Nino dan kemarau, sudah tiga bulan lalu beralih ke semangka. Hingga kini El Nino belum juga berakhir, sekarang petani beralih lagi ke tanaman lain yaitu menanam melon” kata Abdullah, tokoh masyakat tani di Kemukiman Reubee, Kecamatan Delima, kepada Media Indonesia, Senin (26/8).

Dikatakan Abdullah, peralihan kedua kali ini dari padi ke semangka dan beralih lagi menanam semangka untuk menghindari kejenuhan unsur tanah. Hal itu juga untuk menghindari berkesinambungan atau memutuskan mata rantai kehidupan hama penyakit yang biasanya menyerang satu jenis tanaman.

Dengan beralihnya jenis tanaman itu, kemungkinan untuk memutuskan siklus kehidupan hama, penyakit, virus, dan jamur berbahaya lebih efektif. Apalagi setiap jenis tanaman itu berpotensi memiliki perbedaan dalam kebutuhan zat pertumbuhan dalam tanah.

Baca juga: Puluhan Hektare Sawah di Aceh Terancam Gagal Panen Akibat El Nino

Khaizir, petani melon di Kemukiman Reubee, Kecamatan Delima, mengatakan ada beberapa alasan setelah El Nino beralih dari padi ke semangka dan setelah panen semakangka beralih lagi ke melon. Antara lain adalah kebutuhan air untuk tanaman padi sawah sekitar 5 liter consistent with detik consistent with hektare (ha). Sedangkan palawija termasuk semangka dan melon hanya sekitar 1 liter consistent with detik consistent with hektare.

“Mengapa setelah panen semangka, beralih lagi ke melon. Karena ada pengalaman disini setelah panen semangka harus diselangi oleh tanaman lain. Kalau semangka terus itu tidak bagus dan buahnya kerdil,” tambah petani lainnya.

Pera petani itu mengaku, rajin menanam berbagai jenis palawija selama masih ada dampak El Nino itu , agar ketahanan pangan tidak terganggu.

Kemudian kebutuhan perekonomian terus berjalan. Maka petani harus pandai menyesuaikan diri dengan alam. Ketika satu jenis tumbuhan tidak sesuai lagi dengan cuaca yang ada, tentu harus beralih ke tanaman pangan lainnya. (MR/J-3)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *