Usai Bombardir Israel, Hizbullah Merasa Lega
PEMIMPIN Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah menekankan bahwa targetnya adalah militer dan intelijen Israel dan kelompok itu menghindari semua wilayah sipil, termasuk infrastruktur publik, seperti Bandara Ben Gurion di Tel Aviv.
“Untuk menjamin perlindungan warga sipil di Libanon dan menghindari segala bentuk kekerasan yang dilakukan musuh terhadap mereka, kami lebih memilih untuk menghindari warga sipil (di Israel)”katanyadilansir dari Al Jazeera, Senin (26/8).
Nasrallah mengakui ketakutan yang melanda Libanon sejak pembunuhan Shukr dan atas kemungkinan terjadinya perang habis-habisan dengan Israel. “Pada tahap saat ini, negara (Libanon) dapat bernapas dan bersantai,” kata Nasrallah.
Baca juga: Hizbullah Mentahkan Klaim Israel
Hizbullah meluncurkan 320 roket jauh ke dalam wilayah Israel sebagai bagian dari tahap pertama respons terhadap pembunuhan pemimpinnya, Fuad Shukur, oleh Tel Aviv. “Tahap pertama tanggapan kami terhadap pembunuhan Shukur adalah berhasil diselesaikan,” ” kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan.
Pengumuman ini muncul tak lama setelah tentara Israel menyerang Libanon selatan dengan serangan udara skala besar yang mereka sebut sebagai serangan pencegahan, dengan klaim bahwa mereka berhasil mencegah Hizbullah meluncurkan serangan.
Kelompok itu menjelaskan bahwa fase awal melibatkan penargetan barak-barak dan lokasi-lokasi Israel untuk memfasilitasi lewatnya pesawat tanpa awak penyerbu menuju sasaran yang dituju di dalam wilayah entitas Israel. Drone-drone ini telah berhasil mencapai tujuan sesuai rencana.
Laporan itu juga mencatat jumlah roket Katyusha yang diluncurkan sejauh ini telah melampaui 320 dan menyerang posisi musuh. Hizbullah menyatakan bahwa 11 lokasi militer Israel menjadi sasaran, termasuk pangkalan Meron, Zaatoun, Al-Sahl, Nafah, Yarden, dan Ein Zeitim, serta kamp Kela, UF, Ramot Naftali, Neve Ziv, dan Zarura, semuanya berlokasi di Israel utara. (Saya-2)