Capaian Infrastruktur dalam 10 Tahun Terakhir Tingkatkan Daya Saing Investasi
DALAM satu dekade terakhir, pembangunan infrastruktur di Indonesia jadi motor utama pertumbuhan ekonomi dan transformasi sosial. Melalui berbagai proyek infrastruktur strategis, pemerintah berhasil menciptakan konektivitas yang lebih baik, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan memperkuat daya saing di mata investor world.
Staf Ahli Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan, sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja menjelaskan pembangunan infrastruktur adalah kebutuhan mendasar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan mempersiapkan Indonesia menuju standing negara maju pada 2045.
“Infrastruktur yang kita bangun bukan untuk gagah-gagahan, melainkan untuk mengejar ketertinggalan,” ujarnya dalam Conversation Discussion board Merdeka Barat 9 (FMB9) bertema Mengawal 10 Tahun Pembangunan Infrastruktur, Senin (2/9).
Baca juga: 158 Proyek Strategis Nasional Rampung dan Beroperasi, Nilainya Rp1.102,7 Triliun
Menurutnya, salah satu dampak signifikan pembangunan infrastruktur adalah peningkatan konektivitas nasional. Dengan adanya jalan tol baru yang menghubungkan berbagai daerah, waktu tempuh jadi lebih efisien, dan aktivitas ekonomi semakin lancar.
Capaian pembangunan infrastruktur juga berdampak positif pada posisi Indonesia di kancah world. Peningkatan peringkat daya saing world Indonesia, khususnya di sektor infrastruktur, menunjukkan bahwa negara ini semakin diperhitungkan dalam kompetisi internasional.
Namun, Endra juga mengingatkan tantangan ke depan semakin kompleks, terutama dalam memastikan infrastruktur yang dibangun mampu bertahan menghadapi segala perubahan cuaca dan bencana alam. Terlebih, di tengah perubahan iklim ekstrim yang makin mengkhawatirkan, upaya untuk memastikan ketersediaan pangan dan air sepanjang tahun makin mendesak.
Baca juga: Kepala BP Batam: Bangun Infrastruktur Pacu Daya Saing Investasi di Batam
Maka dari itu, Endra melanjutkan, pembangunan bendungan dan irigasi juga berperan penting dalam ketahanan pangan dan air, yang merupakan elemen krusial bagi stabilitas dan kesejahteraan nasional. Dalam 10 tahun terakhir, pemerintah membangun 61 bendungan untuk memastikan ketersediaan air sepanjang musim, tetapi ini belum cukup.
“Kita baru mencapai 19% dari general sawah yang memiliki irigasi teknis. Ini berarti kita masih harus membangun lebih banyak lagi,” tegasnya.
Menurutnya, ini menunjukkan masih adanya ketergantungan besar pada sawah tadah hujan, yang membuat produksi pangan tidak stabil dan sulit diprediksi. Karena itu, pembangunan lebih banyak bendungan dan jaringan irigasi menjadi sangat penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan memastikan ketahanan pangan.
Di samping ketahanan pangan, ketahanan air juga jadi perhatian utama, terutama di tengah ancaman perubahan iklim. Endra menjelaskan bahwa Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan negara-negara maju dalam hal penyimpanan air.
Baca juga: Infrastruktur Genjot Perekonomian Batam
“Kita hanya memiliki sekitar 300 bendungan besar, sementara Tiongkok memiliki 90.000 bendungan besar,” bandingnya.
Untuk mengatasi itu, pemerintah terus membangun infrastruktur pengelolaan air, termasuk bendungan, embung, dan jaringan irigasi. Tujuannya adalah memastikan ketersediaan air sepanjang tahun, bahkan di musim kemarau, sehingga petani dapat terus menanam dan masyarakat tidak tergantung pada curah hujan.
Pembangunan infrastruktur di Indonesia mencapai banyak hal, tetapi perjalanan menuju Indonesia Emas 2045 masih panjang. Dibutuhkan komitmen dan kolaborasi kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk memastikan setiap pembangunan memberikan manfaat maksimal bagi rakyat dan meningkatkan daya saing Indonesia di kancah world.
“Dengan fondasi infrastruktur yang sudah dibangun dalam 10 tahun terakhir, Indonesia memiliki potensi besar menjadi negara maju yang berdaya saing tinggi. Namun, ini hanya bisa terwujud jika upaya pembangunan terus dilakukan berkelanjutan dan inklusif, dengan memperhatikan kebutuhan seluruh lapisan masyarakat,” pungkasnya. (Z-11)