Masyarakat Kelas Menengah Rawan Miskin, Ini Kata Apindo
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Khamdani, mengungkapkan penciptaan pekerjaan adalah kunci untuk menjaga komunitas kelas menengah tidak turun kelas ke kelompok miskin. Kelompok pengusaha seperti UMKM juga merupakan salah satu pendorong untuk menjaga dan meningkatkan kelas menengah.
“Kami melihat dari segi kuncinya di penciptaan lapangan pekerjaan. Itu kembali lagi bagaimana kita tidak bisa bergantung pada industri tapi juga kepada UMKM,” kata Shinta, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/9/2024).
Dari sisi pengusaha, kata Shinta, melemahnya belanja masyarakat juga terasa pada sektor bisnis makanan dan minuman.
Baca juga: 79 Tahun Indonesia: Bersama Meraih Sukses untuk Nusantara Baru Indonesia Maju
“Ini terasa dan jadi sesuatu yang lagi kita minta masukan-masukan. Yang jelas kelihatan datanya memang ada pelemahan, dan ini terjadi karena kondisi world. Jadi tidak hanya di indonesia sebenarnya,” kata Shinta.
Di sisi lain, memberdayakan UMKM ini juga memerlukan stimulus yang lebih. Situasi world yang dampaknya tidak menentu saat ini mengakibatkan sisi permintaan menjadi tidak pasti. Oleh karena itu, perlu ada upaya produktif untuk bisa mengembangkan permintaan domestik, yang kemudian juga bisa meningkatkan iklim usaha yang ada.
“Itu harus dilakukan agar kelas menengah bisa naik. Ini sebenarnya jelas ada kaitannya dengan penawaran dan permintaan. Kalau kita lihat, dua hal ini yang selalu menjadi prinsipnya,” jelasnya.
Menurutnya, stimulus bukan hanya soal pajak, melainkan juga upaya menjaga iklim usaha dari kelas menengah seperti UMKM. Sebagai conto, memberikan kemudahan perizinan berusaha, hingga keringanan beban biaya bisnis.
“Untuk tumbuh, UMKM harus diberdayakan. Ini sebenarnya menjadi kuncinya karena kelas menengah banyak di situ. Ini bagaimana diberdayakan agar UMKM bisa berkembang. Menurut saya ini melihatnya adalah salah satu kunci ini melakukan diversifikasi UMKM dengan situasi yang ada ini,” tandas Shinta. (Z-11)