Indonesia Serukan Solidaritas International dalam HLF-MSP dan IAF 2
INDONESIA menjadi tuan rumah Schedule Top Stage Discussion board on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF-MSP) 2024 dan Indonesia-Africa Discussion board (IAF) ke-2 di Bali yang berlangsung pada 1-3 September 2024. Di hadapan perwakilan negara-negara Afrika, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyerukan solidaritas world untuk mengambil tindakan konkret dalam mengatasi pelambatan ekonomi, tingkat pengangguran, inflasi, dan ketegangan geopolitik yang telah mengganggu rantai pasok world.
”Kita memerlukan arah dan visi baru, kita memerlukan strategi baru, kita memerlukan langkah taktis baru untuk mewujudkan pembangunan yang lebih adil dan inklusif bagi negara-negara berkembang,” jelas Jokowi saat membuka Joint Leaders’ Consultation HLF MSP 2024 dan IAF II, Senin (2/9).
Indonesia menekankan empat poin utama yang menjadi fokus kerja sama internasional. Pertama, fokus pada pencapaian goal SDGs yang selaras dengan prioritas pembangunan nasional dan regional, termasuk Schedule 2063 Afrika dan didukung kemitraan multi-pihak.
Baca juga: Jokowi: Harus Ada Sinkronisasi Program Pemerintah Pusat hingga Daerah
Kedua, komitmen Indonesia untuk berperan dalam solusi world demi kepentingan International South sekaligus menjadi bridge builder dalam memperjuangkan kesetaraan, keadilan, dan solidaritas dalam mempercepat pencapaian SDGs.
Ketiga, keterbukaan Indonesia bermitra dengan semua pihak, terutama dengan kawasan Afrika sebagai kunci time table pembangunan world. IAF ke-2 2024 telah meningkatkan quantity dan kesepakatan perjanjian perdagangan hingga US$3,5 miliar, hampir setara enam kali lipat dari kesepakatan yang tercapai di IAF pertama pada 2018.
Keempat, pentingnya solidaritas world untuk meningkatkan kerja sama Selatan-Selatan dan kerja sama Utara-Selatan sehingga mampu menghadapi tantangan world bersama.
Baca juga: DPR Menyayangkan Anggaran Atasi Stunting untuk Perjalanan Dinas
Selaras dengan presiden, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menegaskan negara Selatan-Selatan berpotensi besar dalam mencapai goal TPB/SDGs di 2030.
“Pergeseran paradigma ini memerlukan pengembangan kemitraan multi-pemangku kepentingan yang bisa berfungsi untuk meningkatkan tindakan kolektif melalui mobilisasi sumber daya dan tanggung jawab bersama. Kemitraan ini juga harus mendorong kerja sama inklusif dan solusi inovatif,” urai Suharso pada Top-Stage Plenary Consultation HLF MSP 2024 bertema “Development Bridges: Unlocking the Complete Attainable of International South via Multi-Stakeholder Partnerships” di Bali, Senin (2/9).
Dalam discussion board internasional ini, Indonesia menekankan pentingnya transformasi untuk menguatkan kerja sama internasional, mempercepat upaya kolaboratif dalam mengatasi tantangan world yang mendesak, sekaligus mempercepat pencapaian goal TPB/SDGs.
Tiga time table utama yang dibahas dalam 12 sesi HLF MSP 2024 meliputi percepatan pencapaian TPB/SDGs, penguatan Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST), dan pentingnya solidaritas world. Saat ini, Indonesia berada di peringkat ke-75 dunia untuk pencapaian TPB/SDGs, naik dari posisi 102 di 2020.
Baca juga: Dukung Indonesia Emas 2045, ILUNI SSP Gelar Policy Forum
HLF-MSP 2024 berperan penting untuk menjalin kolaborasi multi-pihak, berbagi praktik baik, hingga menghasilkan solusi konkret untuk mencapai goal TPB/SDGs. Salah satu solusi adalah Indonesia memiliki blue financial system framework dan round financial system motion plan yang bisa menjadi sarana berbagi pengalaman dan bisa dikolaborasikan lebih lanjut. Keberhasilan pencapaian SDGs Indonesia adalah hasil kerja sama berbagai pihak, termasuk kerja sama dengan mitra pembangunan dalam rangka KSST.
“Melalui kerja sama Selatan-Selatan, Indonesia berkontribusi dalam time table pembangunan yang inklusif bagi sesama negara berkembang, kerja sama ini bersifat saling memberi dan berbagi,” jelas Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti di Konferensi Pers usai Joint Leaders’ Consultation, Senin (2/9).
Kerja sama yang telah dilaksanakan, antara lain program peningkatan kapasitas, pengiriman tenaga ahli, proyek-proyek pembangunan, baik di bidang infrastruktur maupun pengembangan masyarakat, serta bantuan kemanusiaan. Indonesia juga mendorong penguatan solidaritas world melalui multilateralisme yang efektif dan inklusif untuk mengatasi tantangan world.
Untuk memperkuat peran Indonesia dalam KSST, telah dibentuk Lembaga Dana Kerjasama Pembangunan Internasional (LDKPI) pada 18 Oktober 2019. Di 2023, LDKPI telah memberikan bantuan atau hibah pembangunan dan kemanusiaan senilai Rp248,45 miliar ke beberapa negara berkembang, antara lain Palestina, Myanmar, Timor Leste, Papua Nugini, dan Fiji. (RO/Z-3)