Singapura Tutup Lapangan Golfing, Batam Siap Tampung Para Pegolf
PENUTUPAN sejumlah lapangan golf di Singapura menjadi peluang besar bagi Batam untuk menarik sekitar 50.000 pegolf (pemain golfing) dari negara tersebut. Meski demikian, tantangan seperti persaingan dengan lapangan golfing di Johor Bahru, Malaysia, serta mahalnya tiket ferry masih enjadi kendala yang harus dihadapi.
Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau, Guntur Sakti, melihat ini sebagai peluang strategis untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, dan pihaknya akan berkoordinasi guna mencari solusi terhadap kendala-kendala tersebut.
“Kami melihat ini sebagai peluang strategis untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, khususnya dari Singapura. Selain itu, Batam memiliki keunggulan geografis dan fasilitas yang sangat kompetitif,” katanya, Jumat (6/9).
Baca juga: Dukung Indonesia Destinasi Golf, Sinar Mas Land Gelar Turnamen di Batam
Dia juga menyebutkan bahwa pihak pemerintah akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencari solusi terkait mahalnya tiket ferry yang menjadi salah satu kendala utama. “Kami akan berupaya agar akses ke Batam menjadi lebih mudah dan terjangkau, sehingga golfer dari Singapura dan negara lain tertarik untuk bermain di sini,” ujarnya.
Sementara itu, Basic Supervisor Palm Springs Golfing & Nation Membership, Steven Japari, mengatakan bahwa enam lapangan golfing di Singapura sudah resmi ditutup.
“Dalam dua tahun ke depan, satu lapangan lagi akan menyusul. Satu lapangan golfing sempat ditunda penutupannya karena adanya protes dari pemain golfing, yang khawatir tidak ada lagi tempat bermain. Ini membuka peluang pasar bagi Batam yang memiliki tujuh lapangan golfing,” jelasnya.
Baca juga: Minat Wisman untuk Golf di Batam Kembali Meningkat
Dia mempromosikan Palm Springs, sebagai lapangan golfing terbesar di Batam dengan luas 244 hektare. Setiap tahunnya, sekitar 40.000 golfer dari berbagai negara, termasuk lokal, bermain di sini.
“Saingan utama kami dalam menarik golfer dari Singapura adalah Johor Bahru. Mereka tidak perlu membayar tiket ferry yang mahal,” ujarnya seraya berpromosi.
Meski begitu, menurutnya, bermain golfing di Batam menawarkan pengalaman berbeda karena adanya caddy yang siap menemani dan membantu pemain golfing selama bermain, sesuatu yang tidak lazim di Singapura atau Malaysia, karena layanan tersebut opsional dan mahal.
Ke pemain golfing dari Singapura yang bermain di Batam setidaknya sekali dalam setahun dapat menghasilkan keuntungan hingga Rp60 miliar bagi Batam sendiri. (N-2)