Sekolah Sukma Bangsa Sigi Terapkan Gerakan Menolak Kemasan Plastik Sekali Pakai
SEKOLAH Sukma Bangsa Sigi di Desa Maku, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mulai memberlakukan kebijakan penolakan terhadap kemasan plastik skali pakai di lingkungan sekolah, baik kepada peserta didik, tenaga pengajar alias guru serta tenaga non SDK (Sumber Daya Kependidikan).
“Kami telah memulai Kampanye Lingkungan. Untuk saat ini, kami menggunakan kampanye segelas di sekolah. Sebenarnya gerakan ini sudah berjalan tiga tahun sejak sekolah berdiri,” ujar Nurhayati, Direktur Sekolah Sukma Bangsa Sigi, Rabu (11/9).
Menurut Nurhayati, penggunaan segelas sebagai wadah air minum bagi warga sekolah, merupakan bagian dari misi sekolah dalam menjaga sisi kesehatan dan lingkungan sekolah agar aman dan bersih, yang telah dijalankan sejak tahun 2018 silam.
Baca juga: Waspadai Obral Izin Pengelolaan Sumber Daya Alam Jelang Pilkada
Gerakan itu bertujuan untuk mendukung pemerintah dalam mengurangi sampah, khususnya sampah plastik. Hal itulah yang mendasari komitmen Sekolah Sukma Bangsa Sigi, untuk menerapkan penggunaan segelas di lingkungan sekolah.
Saat ini, penggunaan kampanye segelas di Sekolah Sukma Bangsa Sigi dilakukan melalui program Tumbler yang dikampanyekan siswa-siswi yang tergabung dalam Klub Local weather Exchange, di mana bertujuan untuk menyediakan air minum yang lebih sehat, lebih aman dan yang terpenting dapat mengurangi sampah plastik.
Kampanye itu merupakan kerja sama yang mendapat dukungan dari seluruh warga sekolah. Dengan gerakan kampanye tersebut, tentunya akan membawa dampak positif.
Baca juga: Gelar Kongres, NasDem Usung Sinergi Membangun Bangsa
Nurhayati meyakini inisiatif baik tersebut akan membangun kesadaran siswa, guru-guru, tenaga SDK dan non SDK, karena bukan hanya untuk menjaga kesehatan tubuh, namun juga merupakan kepedulian terhadap lingkungan.
“Mengurangi penggunaan plastik dari kemasan kecil, dapat mengurangi keberadaan sampah secara keseluruhan,” aku Nurhayati.
Disebutkannya, tindakan membawa segelas sebagai kemasan air minum ke sekolah, juga dapat meningkatkan perlindungan atau proteksi terhadap siswa. Selain itu, membawa tumbler ke sekolah maka dapat membantu memenuhi kebutuhan air untuk menjaga kesehatan.
Baca juga: Melalui film pendek Jaga Raya, Indosat mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan
Salah satu faktor yang menyebabkan anak menjadi rentan sakit adalah kurangnya cairan tubuh, dan juga apa yang dikonsumsi tidak terjamin aman dan sehat. Dengan penggunaan tumbler pribadi, konsumsi air yang dibutuhkan siswa dapat lebih terpenuhi, dan terjamin bahwa siswa mendapatkan sumber air yang sehat dan aman.
“Ini luar biasa sekali, seandainya 200 siswa sukma bangsa sigi membawa segelas ke sekolah ketimbang membeli air mineral kemasan gelas plastik, atau jajanan sembarangan, maka sampah kecil akan banyak berkurang,” sebutnya.
Program penggunaan tumbler dipastikan akan mampu mengurangi keberadaan sampah plastik kemasan kecil. Sehingga pihak sekolah berpandangan lewat program tersebut, warga sekolah akan terbiasa membawa dan menggunakan tumbler sebagai kemasan air minum.
Baca juga: Chandra Asri Kampanyekan #IndonesiaAsri Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan
Program itu juga akan mendorong kebiasaan perilaku (kebiasaan) untuk mengurangi penggunaan plastik kemasan kecil yang berpotensi tercecer dan tidak terpilah, sehingga menjadi sampah.
“Kami yakin program ini akan membantu pemerintah dalam mengurangi sampah plastik,” tandasnya.
Sebagai penanggung jawab di Sekolah Sukma Bangsa Sigi, Nurhayati berharap program yang digagas dan diterapkan di Sekolah Sukma Bangsa sigi dapat terus berjalan di lingkungan sekolah dan masyarakat secara umum. (H-2)