Faktor Ekonomi jadi Pengaruh Besar Permasalahan Gizi di Rumah Tangga

Faktor Ekonomi jadi Pengaruh Besar Permasalahan Gizi di Rumah Tangga


Faktor Ekonomi jadi Pengaruh Besar Permasalahan Gizi di Rumah Tangga
Seorang siswa menyantap makanan saat uji coba program makan bergizi free of charge di SDN Sukasari 5, Kota Tangerang, Banten, Kamis (1/8/2024).(ANTARA/SULTHONY HASANUDDIN)

GURU Besar Gizi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin sekaligus Ketua Kolegium Ilmu Gizi Klinik Indonesia Prof Agussalim Bukhari menilai banyak faktor yang mempengaruhi permasalahan gizi di masyarakat. Namun faktor yang paling berpengaruh adalah perihal ekonomi.

Masalah gizi merupakan masalah yang sudah lama dan kronis yang sampai sekarang pun masih cukup banyak, meskipun upaya pemerintah dan masyarakat sudah banyak yang dilakukan.

Masalah gizi seperti malnutrisi, pengerdilankekurangan diet A, lalu anemia pada wanita hamil dan juga pada remaja.

Baca juga: Danone Luncurkan Program Isi Piringku di Kabupaten Banyuwangi

“Kita tahu bahwa persoalan malnutrisi ini tentunya kompleks, tapi peranan faktor ekonomi sangat besar, meskipun kita ini kan adalah negara yang kaya dari segi sumber daya alam dan kemaritiman, jadi sumber daya alam sangat banyak dari laut terutama, jadi mungkin pemanfaatannya dan lain sebagainya,” kata Prof Agussalim, Minggu (15/9).

Masalah gizi karena faktor ekonomi ia mencontohkan seorang nelayan seharusnya makan ikan tiap hari karena berlimpah, tapi pada kenyataannya para pencari ikan, harus menjual ikannya justru untuk memenuhi kebutuhan yang lain misalnya untuk sembako dan kebutuhan sekolah anak.

“Kemudian dia menyisakan ikan yang mungkin tidak cukup. Jadi faktor ekonomi merupakan faktor yang penting,” ucapnya.

Baca juga: Danone dan SGM Cegah Anemia dan Optimalkan Kognitif Generasi Maju

Untuk penyelesaian masalah gizi, penyelesaiannya harus berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat. Sehingga penyuluhan harus tepat.

“Saya kira sudah berlangsung, saya juga pernah tugas di puskesmas, namun tetap faktor ekonomi yang selalu menjadi masalah. Kadang kita memberikan penyuluhan kepada masyarakat, tapi masyarakat pikirannya bagaimana besok anak-anak saya bisa makan, atau kebutuhan sekolahnya dan lain sebagainya seperti itu,” ungkapnya.

Sehingga syarat tersebut penting yaitu berkelanjutan dan masyarakat juga harus diberdayakan, jadi bagaimana memanfaatkan kearifan lokal, atau produk-produk lokal yang bisa dimanfaatkan. (H-2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *