Pemenuhan Gizi Membutuhkan Literasi dan Edukasi, Bukan Penambahan Industri

Pemenuhan Gizi Membutuhkan Literasi dan Edukasi, Bukan Penambahan Industri


Pemenuhan Gizi Membutuhkan Literasi dan Edukasi, Bukan Penambahan Industri
Dua orang guru membagikan susu sapi murni kepada siswa SD Negeri 1 Sudagaran, Banyumas, Jawa Tengah, Senin (5/8/2024).(ANTARA/IDHAD ZAKARIA)

UPAYA pemenuhan gizi anak Indonesia saat ini dibutuhkan literasi hingga ke tingkat rumah tangga ekonomi menengah ke bawah. Karena selama ini yang dibutuhkan ada literasi dan edukasi yang lebih giat kembali.

Ekstrak berprotein ikan atau yang saat ini disebut sebagai susu ikan justru hanya menambah industri baru bukan menyasar ke inti masalah.

“Cukup bilang kalau bisa makan ikannya kenapa mesti ada pabrik susu ikan. Di daerah pasti ada ikan atau ada aneka telur dari unggas. Saya sudah blusukan dari Sabang sampai Merauke. Kita butuh literasi dan edukasi bukan menambah industri,” kata Ahli Gizi Masyarakat, Tan Shot Yen saat dihubungi, Senin (16/9).

Baca juga: Kandungan Susu Ikan Tergantung dari Pengolahannya

Ia menyarankan lebih baik anak diberi ikan secara langsung bukan pangan olahan seperti susu ikan. Tan Shot Yen mencontohkan 1 ons ikan gabus saja sudah mengandung 37% protein, berbagai nutrition, mineral, karbohidrat, lemak acid, niacin atau nutrition B3, dan kandungan lainnya.

“Oleh karena yang dibutuhkan adalah literasi bukan bikin industri baru, terapkan ekonomi sirkular. Makmurkan rakyat lokal bukan bikin cuan segelintir lingkaran elit,” ungkapnya.

Dalam ilmu gizi makana yang Sangat baik dikonsumsi adalah makanan utuh yang dibutuhkan anak-anak dan harus dipenuhi oleh pemerintah. Makanan utuh itu artinya sama sekali belum diproses.

Baca juga: Apa Itu Susu Ikan, Ya atau Tidak?

Sementara susu ikan tersebut merupakan produk ultraproses. Yang tidak bisa disandingkan face to face dengan susu sapi yang terpasteurisasi karena itu adalah produk makanan utuh.

Diketahui sumber susu terbaik untuk tumbuh kembang mencegah anak pendek, mencegah kegemukan, membantu produksi hormon tubuh, sumber iodium, menurunkan risiko stroke dan penyakit jantung, meningkatkan kecerdasan dan penglihatan pada tumbuh kembang anak, hingga mencegah pikun dan penuaan dini.

“Jaringan otak yang berwarna abu-abu adalah jaringan fungsional terpenting memuat sel saraf yang memroses informasi, menyimpan ingatan, sampai meregulasi emosi dan ingatan,” pungkasnya. (H-2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *