Australia Sulit Selamatkan Warganya di Libanon
PEMERINTAH Australia tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk membantu warganya di Libanon di tengah pemboman oleh Israel. Sekitar 30 ribu warga Australia berada di negara yang tengah diinvasi Israel tersebut.
“Jumlah warga Australia di Libanon melampaui kapasitas pemerintah untuk memberikan bantuan kepada semuanya,” kata Menteri Luar Negeri Penny Wong, dilansir Anadolu, Rabu (25/9).
Ia menekankan urgensi bagi warga Australia untuk pergi sementara penerbangan komersial masih tersedia, menurut berita SBS yang berbasis di Canberra. Karena saran perjalanan Australia untuk Libanon ditetapkan pada standing larangan sejak 7 Oktober, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan bahwa orang-orang terus melakukan perjalanan dari Australia ke Libanon, menentang akal sehat.
Baca juga: Hizbullah Balas Serangan Israel yang Tewaskan 558 Orang di Libanon
“Pemerintah mengeluarkan peringatan ini karena suatu alasan,” katanya.
Hampir setengah dari penerbangan terjadwal dari bandara Beirut dibatalkan pada hari Selasa, sehingga mempersulit upaya evakuasi.
Perkiraan menunjukkan ada setidaknya 15 ribu warga Australia di Libanon, tetapi angka sebenarnya bisa mencapai 30 ribu. Israel melancarkan serangan udara mematikan di Libanon pada Senin, menewaskan sedikitnya 492 orang, termasuk 35 anak-anak, dan melukai 1.645 lainnya, sementara ribuan orang telah meninggalkan rumah mereka, menurut Kementerian Kesehatan Libanon.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.400 orang, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, menyusul serangan lintas perbatasan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Pasukan Israel mengintensifkan serangan mereka terhadap Libanon, mengabaikan peringatan masyarakat internasional bahwa mereka akan mengambil risiko menyebarkan konflik Gaza ke wilayah lain. (I-2)