Empat Dosen UNS Masuk Most sensible 2 Ilmuwan Dunia, General 150 Orang dari Indonesia
EMPAT dosen Universitas Sebelas Maret (KITA) Surakarta masuk dalam daftar Global’s Most sensible 2% Scientist 2024 yang dirilis oleh Elsevier dan Stanford College.
Keempat dosen UNS, tiga di antaranya dari Fakuktas Teknik (FT), yakni Prof Ir Agung Tri Wijayanta , Dr Ir Wakhid Ahmad Jauhari dari Fakultas Teknik, dan Dr Ir Aditya Rio Prabowo,. Kemudian, satu dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Dr Eng Nugroho Agung Pambudi.
Mereka menjadi bagian dari sekitar 100 ribu ilmuwan teratas di dunia dan 150 ilmuwan di Indonesia yang mendapatkan penganugerahan sebagai Global’s Most sensible 2% Scientist 2024.
Baca juga: Hartono Terpilih Jadi Rektor UNS Periode 2024-2029, Dilantik 8 Agustus 2024
Prof Agung yang merupakan Guru Besar Ilmu Teknik Mesin FT UNS, memiliki kepakaran di bidang perpindahan panas dan teknik termal. Latar belakang pendidikannya meliputi gelar PhD dan M Eng di bidang teknik mesin dari Universitas Kyushu Jepang. Karyanya menyangkut perpindahan panas banyak diakui dan dipublikasikan secara internasional.
Sepanjang 2023 hingga kini, sebanyak 20 artikel telah terpublikasi di jurnal internasional terindeks. Jumlah itu merupakan bagian dari 75 artikel terpublikasi selama 10 tahun terakhir.
Ada 6 artikel yang terpublikasi pada prosiding internasional terindeks sepanjang 2023 hingga kini dan menjadi bagian dari 38 artikel yang terpublikasi sejak 2015.
Baca juga: Dirjen Diktiristek Apresiasi Tahapan Pemilihan Rektor UNS
Lalu, Dr Wakhid selaku dosen Program Studi (Prodi) Teknik Industri FT UNS merangkap sebagai kepala pada prodi tersebut. Studi sarjana hingga doktor pada Prodi Teknik Industri diperolehnya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Penelitian Wakhid berfokus manajemen persediaan rantai pasok. Sepanjang 2023 hingga kini, 7 artikel terpublikasi di jurnal internasional terindeks dan menjadi bagian dari 51 artikel yang terpublikasi selama 10 tahun terakhir.
Selain itu terdapat 11 artikel yang terpublikasi pada prosiding internasional terindeks sepanjang 2023 hingga kini serta menjadi bagian dari 54 artikel yang terpublikasi sejak 2015.
Baca juga: Jelaskan Kronologi Tudingan Dugaan Korupsi, Rektor UNS Surakarta Minta Eks MWA Legawa
“Terdapat artikel yang spesial bagi saya karena berhasil terbit di jurnal tingkat atasyaitu Magazine of Cleaner Manufacturing. Paper tersebut hasil kolaborasi penelitian dengan mahasiswa bersama peneliti dari Malaysia dan India,” kata Wakhid.
Ada pula Dr Eng Aditya yang merupakan pakar di bidang rekayasa dampak, arsitektur kelautan, dan investigasi kecelakaan laut yang dimiliki UNS. Peraih gelar doktor bidang desain konvergensi kelautan Universitas Pukyong, Korea itu berhasil meneliti ketahanan benturan struktural pada kapal dan struktur laut.
Sepanjang 2023 hingga kini, 53 artikel ilmiahnya sudah terpublikasi di jurnal internasional terindeks dan menjadi bagian dari 139 artikel yang terpublikasi selama 6 tahun terakhir. Selain itu terdapat 37 artikel yang terpublikasi pada prosiding internasional terindeks sepanjang 2023 hingga kini. Jumlah tersebut merupakan bagian dari 77 artikel yang terpublikasi sejak 2019.
Baca juga: Kemendikbud-Ristek Diminta Terbuka soal Pencopotan Gelar Guru Besar UNS
Terakhir adalah Dr Eng Nugroho selaku dosen pada Prodi Pendidikan Teknik Mesin (PTM) FKIP UNS. Sebelum 2024, ia pada 2021 juga mendapatkan pengakuan dalam Global’s Most sensible 2% Scientist.
Latar belakang pendidikannya meliputi gelar Dr Eng diperoleh di Earth Assets Division Kyushu College. Nugroho memiliki kepakaran di bidang konversi energi, khusus tentang efisiensi energi dan analisis energi pada sistem pembangkit listrik. Kepakaran lainnya meliputi teknologi energi terbarukan seperti geothermal, biomassa, dan sistem pemanas air tenaga surya.
“Sepanjang 2023 hingga kini, sedikitnya 9 artikel ilmiah saya sudah terpublikasi di jurnal internasional terindeks. Jumlah itu merupakan bagian dari 59 artikel yang terpublikasi selama 10 tahun terakhir,” kata Nugroho.
Global’s Most sensible 2% Scientist disusun oleh para peneliti dari Universitas Stanford yang bekerja sama dengan penerbit ilmiah Elsevier dan SciTech Methods.
Paling banyak
Dalam jajaran institusi di Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB) menempatkan ilmuwan terbanyak yang masuk Global’s Most sensible 2% Scientis versi Universitas Stanford, Elsevier, dan SciTech Methods, yakni 14 dosen. Berikutnya, Universitas Indonesia (UI) yang menyumbang 13 dosen.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tidak ketinggalan dengan 9 penelitinya masuk dalam daftar ilmuwan papan atas tersebut.General, terdapat 150 ilmuwan Indonesia yang diakui sebagai ilmuwan deretan teratas dunia. Bila dibandingkan Bangladesh, sesama negara berkembang di Asia, Indonesia masih tertinggal. Bangladesh mampu mencetak 205 ilmuwan best 2% dunia.
Bila dilihat di kelompok negara BRICS : Brasil, Rusia, India, China (Tiongkok), South Africa (Afrika Selatan), Tiongkok menduduki posisi teratas pencetak ilmuwan top dunia tahun ini dengan 27.156 ilmuwan. Kemudian, India di posisi kedua dengan menempatkan 5.351 ilmuwan. Di urutan ketiga adalah Brasil yang memasukkan 1.340 ilmuwan, sedangkan Rusia sebanyak 969 ilmuwan. (X-10)