Kesadaran Mengenai Limfoma Hodgkin di Indonesia Masih Rendah
DI Indonesia, kesadaran mengenai Limfoma Hodgkin masih sangat rendah. Gejala-gejalanya yang tidak spesifik sering kali membuat penyakit ini sulit dikenali, dan banyak pasien baru mengetahui bahwa mereka mengidap kanker tersebut setelah penyakitnya mencapai tahap lanjut.
Limfoma adalah salah satu jenis kanker yang menyerang sistem limfatik, bagian penting dari sistem kekebalan tubuh manusia.
Ada dua jenis utama limfoma, yaitu Limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin. Limfoma Hodgkin, meskipun lebih jarang ditemukan, memiliki ciri khas sel Reed-Sternberg dan sering kali menyerang orang dewasa muda serta mereka yang berusia di atas 55 tahun.
Baca juga: Tatalaksana Kanker Paru Harus Dilakukan untuk Perbaiki Kualitas Hidup
Head of Affected person Price Get entry to PT Takeda Indonesia Shinta Caroline menegaskan Takeda berkomitmen dalam mendukung penanganan Limfoma Hodgkin di Indonesia dengan penyediaan obat-obatan yang inovatif.
“Kami tidak hanya ingin menjadi penyedia solusi kesehatan yang terpercaya, tetapi juga mitra jangka panjang bagi pemerintah, organisasi pasien, asosiasi medis, sektor swasta, dan masyarakat luas. Fokus utama kami selalu pada kepentingan pasien, bagaimana kita bisa memberikan perawatan yang terbaik, meningkatkan kualitas hidup mereka, dan mendukung perjalanan mereka melawan penyakit ini,” kata Shinta, dikutip Minggu (29/9).
Ia mengatakan melalui Bulan Kesadaran Limfoma, komitmen ini dapat menciptakan dampak positif yang nyata bagi pasien Limfoma Hodgkin di Indonesia.
Baca juga: Generasi X dan Milenial Agar Waspadai Kanker
Takeda juga mengajak Most cancers Knowledge and Fortify Heart (CISC), untuk turut menyampaikan pentingnya dukungan bagi pasien kanker.
Berbagai tantangan dihadapi pasien kanker khususnya akses terhadap prognosis dan pengobatan seperti masalah psikologis, informasi dan keuangan, kata ketua umum CISC Aryanthi Baramuli Putri yang juga penyintas kanker.
“Itulah mengapa CISC didirikan sebagai sebuah organisasi pasien, guna memberikan informasi dan dukungan psikososial. Dari sekitar 3.000 anggota CISC, terdapat sekitar 250 rekan-rekan penyintas Limfoma (termasuk Hodgkin dan non-Hodgkin),” tambah Aryanthi.
Baca juga: PET-CT dan Radiofarmaka dalam Deteksi Kanker
Salah satu penyintas kanker limfoma hodgkin, Intan Khasanah, mengatakan ketepatan prognosis di awal sangat penting untuk menghindari kondisi tubuh yang semakin buruk dengan stadium yang lebih lanjut.
Sementara pasien pejuang limfoma hodgkin, Ias mengatakan konsisten dalam menjalani perawatan juga dibutuhkan bagi pasien untuk meningkatkan kualitas hidup dan berjuang melawan kanker hingga sembuh general.
PT Takeda Indonesia berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini Limfoma Hodgkin, serta memberikan dukungan bagi para pasien yang berjuang melawan kanker ini. (Ant/Z-1)