Bendungan Temef Garapan Waskita Karya Siap Airi 4.500 Ha Lahan Pertanian
Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang dibangun PT Waskita Karya. Bendungan terbesar di NTT itu diyakini mampu mengairi lahan irigasi seluas 4.500 hektar (ha). Kepala Negara menyatakan air menjadi kunci kemakmuran di NTT. Keberadaan air, lanjut dia, memiliki manfaat sangat besar bagi petani untuk menanam padi, jagung, dan singkong.
“Tanpa air, jangan membayangkan provinsi kita NTT akan makmur dan sejahtera. Oleh sebab itu, dalam 10 tahun pemerintah telah membangun empat bendungan di NTT, satu Bendungan Rotiklot, dua Bendungan Raknamo, tiga Bendungan Napun gete, dan yang sekarang Bendungan Temef di Timor Tengah Selatan,” jelasnya saat memberikan sambutan pada Peresmian Bendungan Temef di NTT, Rabu (2/10).
Ia melanjutkan, Bendungan yang sudah dibangun sejak 2017 itu sangat besar karena memiliki luas genangan mencapai 297 ha dan dapat menampung air hingga 45 juta meter kubik (m3). Bendungan Temef, sambungnya, juga mampu mereduksi banjir di Kabupaten Timor Tengah Selatan serta Kabupaten Malaka.
Baca juga: 2 Proyek Bendungan Waskita segera Diresmikan
“Bendungan Temef ini dibangun dengan biaya Rp 2,7 triliun atau dimiliarkan menjadi Rp 2.700 miliar. Ini untuk masyarakat NTT,” tegas Jokowi.
Dirinya pun memastikan, pada Januari tahun depan, air di Bendungan Temef sudah terisi penuh atau 100%. Sementara saat ini baru terisi sekitar 20%.
Direktur Waskita Karya Muhammad Hanugroho menambahkan, selama 63 tahun pengalaman panjang Waskita Karya, perseroan telah membangun 30 proyek infrastruktur sumber daya air yang terdiri dari bendungan, irigasi, pengendalian banjir, dan pengaman pantai. Di antaranya Bendungan Temef yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dari 83 PSN yang dibangun Waskita.
Baca juga: Pembangunan Bendungan Jlantah sudah Menyentuh 86%
Bendungan itu terletak di tiga desa pada dua kecamatan, yakni Desa Oenino dengan Desa Pane Utara, Kecamatan Oenino, serta Desa Konbaki, Kecamatan Polen. Kehadiran Bendungan Temef, lanjutnya, akan memberikan manfaat bagi irigasi seluas 4.500 ha yang terdiri dari Daerah Irigasi (DI) Haekto dan DI Malaka, sekaligus mendukung lumbung pangan di kawasan tersebut.
“Pembangunan bendungan tersebut diiringi dengan metode modernisasi irigasi, melalui pengembangan inovasi dan pengelolaan irigasi yang mengandalkan suplai air dari bendungan. Hal ini turut meningkatkan produktivitas sektor pertanian di wilayah tersebut,” jelasnya.
Dirinya melanjutkan, manfaat bendungan tidak hanya terbatas pada peningkatan ketahanan air dan pangan secara nasional. Melainkan juga sebagai pengembangan kawasan pariwisata.
“Tentunya hal ini dapat membantu pemerintah setempat dan negara dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal. Peluang masyarakat sebagai pelaku bisnis UMKM lokal untuk meningkatkan bisnisnya pun semakin besar,” tandasnya. (Ant/Z-11)