Para Paslon Saling Berpantun pada Debat Pilkada Jakarta, Simak Isi dan Ulasannya Soal Pengaruh ke Pemilh
PARA pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta saling unjuk puisi pada debat pertama Pilkada Jakarta di Jakarta Global Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (6/10) malam. Pantun disampaikan saat awal penyampaian visi dan misi serta pernyataan penutup.
Pantun sangat dekat dengan kehidupan masyarakat Betawi. Pantu merupakan seni tutur yang diekspresikan spontan pada sampiran dan isi dengan tetap mengutamakan kesamaan bunyi/rima dari pola a-b-a-b sesuai kaidah pantun pada umumnya.
Pantun dalam kebudayaan Betawi biasanya digunakan dalam pesta pernikahan atau pun penerimaan tamu kehormatan.
Baca juga: KPU Jakarta Akan Evaluasi Debat Pertama, Minta Masukan dari Tiga Paslon
“Para paslon ingin melekatkan saja budaya Betawi dengan mereka yang saat ini ingin jadi pemimpin di Jakarta. Ya sama artinya ‘di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung’,”” kata budayawan Betawi Yahya Andi Saputra saat dihubungi Media IndonesiaSenin (7/10).
Yahya menilai, dalam Pilkada Jakarta, pantun memang sering jadi cara para kandidat menarik perhatian pemilih. Kendat demikian, ia menilai pengaruhnya tidak terlalu besar. “Hanya gimik, ada pengaruhnya, tapi enggak banyak (untuk dukungan),” kata Yahya.
Lalu, bagaiman para paslon Pilkada Jakarta ini menyampaikan pantun?
Baca juga: Penampilan Cawagub pada Debat Perdana Pilkada Jakarta Curi Perhatian
Ridwan Kamil-Suswono
Ridwan Kamil menyampaikan pantun saat salam pembuka penyampaian visi misi. Berikut isi pantunnya:
Daun salam dan daun talas,
Baca juga: Debat Pilgub DKI, Dharma Malah Dorong Pramono Maju RI-1
Ada kentang dan nanas.
Masyarakat menjawab sapaan tersebut dengan antusias,
Semoga utangmu segera lunas.
Baca juga: KPU DKI: Debat Perdana Cagub DKI Bahas Isu Krusial
Sementara wakilnya, Suswono, gagal menyampaikan pantun saat penyampaian visi misi karena kehabisan waktu yang disediakan. “Jayakarta membuka jalan, sebelum Batavia ada Jayakarta, dengan bismillah…,” papar Suswono saat membacakan pantun yang kemudian dipotong oleh moderator.
Dharma Pongrekun-Kun Wardana
Calon Wakil Gubernur Jakarta Kun Wardana juga menyampaikan pantun saat penyampaian visi misi. Momen itu dibacakan setelah pemaparan Dharma Pongrekun. Berikut petikan pantunndari:
Naik bajaj keliling Senayan,
Melihat ondel-ondel menari beriringan.
Kunci utama adalah Jakarta yang aman.
Pramono Anung-Rano Karno
Calon Gubernur Jakarta Pramono Anung juga mengawali debat perdana dengan pantun untuk menyapa warga Jakarta.
Gajah Mada dan Sumpah Palapa,
Apa kabar warga Jakarta?
Lalu pada penutupan debat giliran Rano Karno yang berpantun. “Nikita Mirzani Nikita Willy Ni kita berdua bakal bikin Jakarta menyala,” ujar Rano.
Tema yang diangkat dalam debat perdana yakni “Penguatan SDM dan Transformasi Jakarta menjadi Kota World”.
Visi, misi dan program kerja yang disampaikan masing-masing pasangan Cagub-Cawagub di Pilkada DKI Jakarta melalui debat ini diharapkan memberi pertimbangan bagi para pemilih saat hari pemungutan suara pada 27 November 2024.
KPU DKI Jakarta telah menjadwalkan debat tahap dua berlangsung pada 27 Oktober yang dilanjutkan debat ketiga pada Revolutionary Organization 17 November 2024. (P-5)