Kolaborasi YBB Galang Kepedulian Masyarakat Bangun Dua Sekolah Rusak Akibat Gempa Garut

Kolaborasi YBB Galang Kepedulian Masyarakat Bangun Dua Sekolah Rusak Akibat Gempa Garut


Kolaborasi YBB Galang Kepedulian Masyarakat Bangun Dua Sekolah Rusak Akibat Gempa Garut
Yayasan Bakti Barito, Satisfied Hearts Indonesia, dan Kitabisa menggalang kepedulian masyarakat untuk membangun kembali dua sekolah yang rusak akibat gempa di Garut, Jawa Barat, September 2024 lalu.(Dok. Yayasan Bakti Barito)

GEMPA bumi dahsyat yang melanda Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada September lalu, memantik kepedulian masyarakat dari berbagai penjuru Tanah Air untuk membangun kembali dua sekolah yang rusak akibat gempa. Dua sekolah itu ialah SDN 3 Barusari dan SDN 4 Barusari yang terletak di Kecamatan Pasirwangi, Garut.

Kepedulian masyarakat itu salah satunya digalang oleh kolaborasi yang dipimpin oleh Yayasan Bakti Barito, Satisfied Hearts Indonesia, dan Kitabisa. Mereka akan membangun kembali dua sekolah tersebut agar 220 siswa yang tengah menimba ilmu di sana dapat kembali belajar dengan aman dan nyaman.

“Pembangunan kembali ini diproyeksikan akan selesai di akhir tahun ini,” kata Direktur Kitabisa.org Edo Irfandi dalam keterangan resminya, Jumat (11/10).

Baca juga: Rumah Rusak Akibat Gempa Garut Capai 464 Unit, Kerugian Capai Rp12,6 M

Ia menerangkan, berdasarkan sebuah studi tentang dampak bencana gempa bumi terhadap sektor pendidikan, gempa bumi Jawa yang terjadi pada 2006 silam telah menyebabkan kemunduran yang signifikan. Para siswa yang terkena dampak kehilangan hampir satu tahun masa sekolah dan memiliki kemungkinan 10%-11% lebih kecil untuk menyelesaikan wajib belajar.

“Di sini langkah-langkah penanggulangan diperlukan untuk memitigasi dampak yang lebih besar di sektor pendidikan,” ujar Edo.

Yayasan Bakti Barito, Satisfied Hearts Indonesia, dan Kitabisa berkolaborasi dalam kampanye yang menargetkan penggalangan dana sebesar Rp1,4 miliar untuk membiayai rekonstruksi kedua sekolah tersebut. Dana itu sepenuhnya akan digunakan untuk pembangunan gedung sekolah baru yang dibangun dengan bahan bangunan yang tahan gempa.

Baca juga: BMKG: Cianjur Diguncang Gempa Dangkal Berpusat di Darat

Bahan bangunan menggunakan antara lain, batu bata dari plastik daur ulang sebesar 9,4 ton yang juga akan mengurangi sekitar 22 ton emisi karbon. Selain itu, Yayasan Bakti Barito juga memimpin kampanye aktivasi virtual Kitabisa untuk meningkatkan kesadaran publik dan mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya pembangunan kembali sekolah tersebut.

“Kampanye ini menunjukkan kekuatan dari upaya yang digerakkan oleh masyarakat. Dengan melibatkan masyarakat Indonesia di seluruh negeri dan memanfaatkan platform kami, kami bertujuan untuk membangun kembali sekolah-sekolah ini yang berdasarkan pada ketahanan dan keberlanjutan,” ujar Edo.

“Kami memiliki prioritas untuk segera memulihkan lingkungan belajar yang aman bagi para siswa,” imbuh Direktur Eksekutif Yayasan Bakti Barito Fifi Pangestu.

Baca juga: Edukasi dan Peringatan Dini Kebencanaan akan Menekan Korban Jiwa

Ia menjelaskan, pendidikan adalah kunci untuk membangun masyarakat yag tangguh. “Ini terinspirasi oleh visi pendiri kami, Prajogo Pangestu. Membangun kembali sekolah-sekolah ini dengan subject material yang tahan gempa akan memastikan proses pemulihan dapat terjadi dengan cepat dan membangun stabilitas belajar-mengajar jangka panjang bagi anak-anak di Garut,” terang Fifi.

Di kesempatan yang sama, CEO Satisfied Hearts Indonesia Sylvia Beiwinkler mengatakan fokus dari gerakan kepedulian itu ialah memberi dampak jangka panjang melalui inovasi dan keberlanjutan.

“Contohnya, dengan menggunakan batu bata plastik daur ulang, kami membangun kembali dengan lebih baik dan menetapkan tolok ukur baru untuk upaya pemulihan bencana di masa depan. Sekolah ini berkontribusi pada 11 dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), memastikan masa depan yang lebih cerah dan tangguh bagi masyarakat,” katanya. (E-2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *