Penutupan Festival Lamaholot Ternodai Aksi Pengambilan Kursi oleh Vendor

Penutupan Pageant Lamaholot Ternodai Aksi Pengambilan Kursi oleh Dealer


Penutupan Festival Lamaholot Ternodai Aksi Pengambilan Kursi oleh Vendor
Pageant Lamaholot 2024 diwarnai aksi pengambilan kursi secara paksa oleh supplier.(MI/Alexander P Taum)

SUASANA meriah Pageant Lamaholot di Kabupaten LembataNusa Tenggara Timur, Minggu (20/10), ditutup dengan kejadian kurang menyenangkan, yakni pengambilan kursi yang digunakan peserta pameran.

Kejadian pengambilan kursi secara paksa itu diduga dilakukan oleh supplier acara competition yang digelar di Pantai Harnus, Kota Lewoleba.

Padahal, kursi-kursi tersebut masih dipergunakan oleh peserta pameran dan pengunjung. Sontak saja, peserta pameran UMKM yang berasal dari kabupaten tetangga sangat kecewa. Mereka mempertanyakan kinerja panitia competition yang dinilai tidak siap sebagai penyelenggara.

Pasalnya, meski kegiatan pameran masih berlangsung dan pengunjung masih ramai mendatangi sejumlah stand pameran, tiba-tiba datang sekelompok orang yang mengaku sebagai supplier mengambil seluruh kursi yang sedang digunakan peserta pameran maupun pengunjung stand pameran.

Orang yang mengaku sebagai supplier dalam kegiatan Pageant Lamaholot itu mengaku akan mengemas seluruh perlengkapan yang disediakan saat kegiatan pameran masih berlangsung.

Tempo Flo, pemilik UMKM Kopling asal Adonara, Flores Timur, menyesalkan perlakuan ini. Dia bersama penggiat UMKM dari Kabupaten Sikka dan Flores Timur (Flotim) mengaku kecewa.

“Iya, kami rombongan Titik Kumpul Flotim dan Sikka sudah dari semalam menginap di kapal. Kursi kami diangkat, padahal kami masih banyak yang melayani tamu. Kami rencananya kan menginap di tenda sampai pagi baru geser (pindah). Semua kursi diangkat padahal saat itu masih banyak sekali yang duduk ngopi dan istirahat. Lampu dibongkar juga. Pengunjung masih banyak juga. Teman-teman sempat protes dan minta untuk jangan diambil dulu, tapi tetap tidak digubris,” ujarnya.

Selain itu, Flo juga merasa ada perlakuan diskriminasi dari supplier karena supplier hanya mengambil kursi yang digunakan oleh peserta pameran. Namun, kursi yang digunakan turis mancanegara serta pejabat daerah setempat yang sedang berkunjung tidak ikut diambil.

“Padahal, tahu tidak? Di sebelah kami ada bule dan tamu Disparbud yang duduk memakai kursi yang sama tetapi mereka tidak ambil kursinya. Malah disapa baik-baik. Hal itu yang membuat teman-teman merasakan ada perlakuan yg berbeda dan memicu sedikit keributan dari kami semalam. Kami betul-betul kecewa dengan kejadian ini. Dan di tenda itu ada Pak Sekretaris Dinas Pariwisata juga tetapi seolah-olah tidak tahu. Masa bodoh saja,” urai Flo.

Senada dengan Flo, Amina, pemilik UMKM minuman kekinian asal kabupaten Flores Timur, menyesalkan tindakan supplier yang dinilainya berlebihan. Bahkan peserta pameran itu menyayangkan staf Dinas Pariwisata Kabupaten Lembata yang tidak berdaya menghadapi supplier.

“Kenapa hanya pengunjung kami yang diambil kursinya? Coba ambil kursi yamg sedang di pakai wisatawan mancanegara juga. Inikah yang di bilang sukses penyelenggaraan? Kalau panitia tidak siap jangan undang kami,” ujar Edo, pemilik UMKM Kopi Hanasat.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Jack Wuwur saat dikonfirmasi Media Indonesiamenyampaikan permintaan maaf atas perilaku tidak sopan atas insiden pengambilan kursi oleh supplier.

“Hal insiden semalam sesuai laporan tim lapangan dan penyedia jasa, hanya karena komunikasi yg belum baik. Untuk hal ini, sebagai penyelenggara kami menyampaikan permohonan maaf kepada teman teman UMKM. Mungkin bagi supplier/penyedia jasa kursi dan tenda serta lainnya, oleh karena match telah ditutup dan jam telah larut malam, maka penyedia jasa mulai melakukan pengamanan atas semua barang. Hal ini juga sebagai antisipasi kondisi cuaca yg tidak bersahabat dimana pada hari ke 2 dan ke 3 even ini, ada kerusakan tenda yg tentu menjadi resiko bagi supplier. Sekali lagi atas kondisi ini, kami menyampaikan permohonan maaf,” ungkapnya. (PT/J-3)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *