Competition Taneyan Lanjhang Kenalkan Konsep Permukiman Masyarakat Madura
PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Jawa Timur memperkenalkan konsep pemukiman tradisional warga Madura melalui Competition Taneyan Lanjhang yang digelar di Desa Larangan Luar, Kecamatan Larangan, Pamekasan, Sabtu (26/10) malam.
“Selain dalam rangka melestarikan adat dan budaya Madura, pageant ini juga sebagai upaya untuk mendongkrak perekonomian masyarakat,” kata Penjabat Bupati Pamekasan Masrukin saat menghadiri pageant budaya dalam ranhgka memeriahkan Hari Jadi Ke-494 Kabupaten Pamekasan itu.
Taneyan Lanjhang merupakan bahasa Madura yang berarti halaman panjang. Competition bertema ‘Namuy Taneyan Lanjhang (Bertamu di rumah yang memiliki halaman luas)’ ini juga memamerkan kuliner khas Madura, alat-alat pertanian tradisional, serta ‘rajang bhehoh/rajang tembakau’ dan pamer keindahan sapi (getah tachek).
Taneyan Lanjhang merupakan sebutan dari rumah pemukiman tradisional suku Madura yang di dalam kawasan tersebut terdapat beberapa keluarga yang masih memiliki hubungan saudara dan dianggap sebagai citra kehidupan sosial masyarakat di Pulau Garam ini.
Di pageant ini, para pengunjung bisa melihat secara langsung bangunan rumah adat Madura yang mengerucut mirip dengan Rumah Joglo suku Jawa yang oleh warga setempat disebut ‘bangsal’. “Yang unik di setiap rumah ada surau dan ini menandakan bahwa masyarakat Madura sebenarnya merupakan masyarakat yang agamis,” kata Masrukin.
Konsep pemukiman dan rumah adat Madura ini, perlu diperkenalkan kepada kalangan generasi muda saat ini, sebagai sumber kekayaan khazanah budaya.
“Karena itu, setiap memperingati Hari Jadi Kabupaten Pamekasan kami angkat hal ini menjadi kegiatan wisata budaya, dan akan menjadi kegiatan tahunan yang akan menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Pamekasan ini,” katanya.
Beberapa kuliner khas Madura juga dipamerkan pada acara pageant ini, diantaranya rengginang lor juk, tajin bu’u, dan los pelos. Rengginang lor juk merupakan panganan khas Madura yang dibuat dari ketan dan dicampur dengan lor juk (kerang laut) yang memberikan rasa gurih pada rengginan tersebut.
Tajin Bu’u dibuat dari katul jagung yang dimakan dengan gula siwalan. Hidangan ini dimasak dari sari pipilan jagung yang diselep, yakni hanya sekitar 10 persen dari setiap selepan. Los pelos merupakan panganan berbahan dasar singkong yang diparut, kemudian diberi gula siwalan dan kelapa parut.
Sementara itu, kegiatan lain yang digelar dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Ke-494 Kabupaten Pamekasan adalah pageant tari unggulan, yakni pada tanggal 29-30 Oktober 2024.
Pada kegiatan ini nantinya masyarakat Pamekasan akan dimanjakan dengan pertunjukan tari topeng getha’ dan tari rondhing. Acara ini akan digelar di Lapangan Nagara Bhakti depan Pendopo Pemkab Pamekasan.
Selanjutnya, Upacara Hari Jadi dan Ziarah Makam Ronggosukowati yang merupakan puncak perayaan dan akan digelar pada 4 November 2024. Ronggosukowati merupakan raja Islam pertama di Pamekasan. Kegiatan lainnya adalah bazar UMKM, yakni mulai tanggal 4 hingga 9 November 2024 di Meals Colony Pamekasan.
Menurut Penjabat Bupati Pamekasan Masrukin, bazar ini akan menjadi wadah bagi para pelaku UMKM untuk memamerkan produk-produk unggulan.
“Kita juga akan melaunching Batik Fest dan Paket Wisata Candy and Shuttle pada tanggal 7 November 2024,” katanya, menjelaskan. (Ant/H-2)