Diana Elizabeth Waturangi, Ukir Prestasi dari Hibah Riset Internasional

Diana Elizabeth Waturangi, Ukir Prestasi dari Hibah Riset Internasional


Diana Elizabeth Waturangi, Ukir Prestasi dari Hibah Riset Internasional
Prof. Dr. Diana Elizabeth Waturangi, S.Si.,(Dokumen Unik Jiwa)

UNIVERSITAS Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya kembali menunjukkan kontribusinya dalam pengembangan ilmu pengetahuan dengan memanfaatkan hibah dari World Basis for Science (IFS). Salah satu penerima hibah, Prof. Dr. Diana Elizabeth Waturangi, S.Si., M.Si., dari Fakultas Teknobiologi, membagikan pengalamannya dalam mendapatkan hibah riset internasional pertama yang mengubah kariernya sebagai ahli mikrobiologi pangan.

Prof. Diana, yang bergabung dengan Unika Atma Jaya pada tahun 2004, menghadapi tantangan dalam pembiayaan penelitian pada awal kariernya. Pada tahun 2008, ia berhasil memperoleh hibah dari IFS untuk proyek penelitian mengenai prevalensi Vibrio Cholerae dalam es yang dijual oleh pedagang kaki lima di Jakarta.

“Hibah ini sangat berarti bagi saya, karena dengan bantuan IFS, saya dapat memperluas jaringan dan kolaborasi internasional, sekaligus memperkuat kredibilitas saya sebagai peneliti di bidang keamanan pangan,” ujarnya.

Hibah dari IFS tidak hanya menyediakan dana penelitian, tetapi juga membuka akses ke jaringan international, termasuk kolaborasi dengan Profesor Swapan Banerjee dari Well being Canada dan Profesor Radu Son dari Universiti Putra Malaysia. Hasil dari proyek penelitian ini kemudian diterbitkan di Magazine of Meals Coverage pada tahun 2012.

Seiring waktu, Prof. Diana terus mengembangkan penelitian di bidang patogen pangan, biofilm, dan bakteriofag. Melalui hibah lanjutan dari IFS, ia mampu memperluas cakupan penelitian yang berfokus pada penanganan masalah pangan di Indonesia, serta mempublikasikan lebih banyak artikel ilmiah di jurnal internasional bereputasi.

“Hibah yang saya dapatkan ini memberi saya kesempatan untuk berkontribusi dalam memecahkan masalah lokal dengan pendekatan ilmiah international yang dapat bermanfaat bagi banyak pihak,” ungkapnya.

Atas pencapaiannya tersebut perjalanan kariernya, ia  terpilih menjadi spotlight dalam IFS annual file 2023 dari sejumlah 8000 peneliti yang berasal dari 105 negara yang mendapat hibah riset dari IFS.

Melalui perannya sebagai ahli mikrobiologi pangan, Prof. Diana juga dipercaya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI sebagai panel ahli, di mana ia memberikan pelatihan bagi ilmuwan BPOM di seluruh Indonesia tentang deteksi molekuler bakteri patogen. Selain itu, ia diangkat sebagai Duta American Society for Microbiology (ASM) untuk Indonesia pada periode 2016–2021, dan aktif dalam mempromosikan pendidikan mikrobiologi di berbagai universitas.

Melalui pengalaman dan dedikasinya, Prof. Diana telah membantu mendorong kesadaran akan pentingnya penelitian ilmiah yang aplikatif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya bangga atas kontribusi penting yang telah diberikan oleh salah satu anggota fakultasnya, serta berharap untuk terus berkolaborasi dengan IFS dalam pengembangan riset yang mendukung keberlanjutan international. (H-2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *