Bikin Rugi Duit Negara, Pengusaha Malaysia Vivy Yusof dan Suami Nyatakan Mundur

Hilangnya Uang Negara, Pengusaha Malaysia Vivy Yusof dan Suami Mundur


Hilangnya Uang Negara, Pengusaha Malaysia Vivy Yusof dan Suami Mundur
Pengusaha makanan Malaysia, Vivy Yusof dan Fadza Anuar (Instagram @Vivy Yusof dan @Fadzaanuar)

PASANGAN pengusaha Malaysia Vivy YusofFadza Tahunan akhirnya buka suara terkait laporan yang menyatakan kerugian pelayan mode. Melalui akun Instagram keduanya, @vivyyusof dan @fadzaanuar, keduanya menyatakan mundur dari posisi di perusahaan itu.

Kasus kerugian Fashionvalet yang merupakan e-commerce fesyen pertama Malaysia sedang panas di negeri jiran itu. Pasalnya, kerugian Fashionvalet yang didirikan oleh Vivy dan Fadza pada 2010, membuat kerugian di dua perusahaan manajemen investasi yang juga terkait pemerintah Malaysia, yakni Khazanah Nasional dan Permodalan Nasional Berhad (PNB).

Khazanah dan PNB telah menginvestasikan modal ke Fashionvalet pada 2018 sebesar RM47 juta (Rp168 miliar lebih). Namun, kedua perusahaan pemerintah itu mencatat kerugian sebesar RM43,9 juta (Rp157 miliar lebih) dari penjualan investasi minoritas mereka. Khazanah Nasional dan PNB menjual saham dengan harga hanya RM3,1 juta (Rp11 miliar lebih), jomplang dengan modal awal yang mereka suntikkan ke perusahaan tersebut.

Jumat (01/11) malam, melalui akun Instagramnya, Vivy dan Fadza menyatakan bertanggung jawab penuh atas kegagalan investasi yang di Fashionvalet. “Kami kecewa dengan diri kami sendiri dan menyesal telah terjadi seperti ini. Kami benar-benar minta maaf. Banyak yang bertanya kepada kami apa yang sebenarnya terjadi, dan bagaimana kami bisa sampai di sini. Yang benar adalah kami berusaha mengembangkan bisnis terlalu agresif, dan tidak cukup merencanakan ketika ada masalah seperti ini,” kata Vivy, yang juga telah menjadi influencer dunia.

Vivy dan Fadza mengaku keduanya berinvestasi besar-besaran pada teknologi Fashionvalet, mengembangkan tim terlalu cepat dan menambah terlalu banyak toko ritel. Mereka membuat kesalahan dengan menskalakan perusahaan untuk mengantisipasi pertumbuhan yang berkelanjutan, dan ketika pandemi melanda, mereka tak mengantisipasinya.

“Meskipun kami telah berusaha memangkas biaya untuk menghemat uang tunai, (termasuk menutup platform e-commerce kami), situasinya menjadi semakin buruk. Ada begitu banyak hal yang kami harapkan dapat kami lakukan secara berbeda, begitu banyak faktor lain yang kami harapkan dapat kami pertimbangkan sebelum memulai rencana ekspansi kami,” kata mereka berdua.

Vivy dan Fadza mengaku sangat menyesal atas kontroversi yang terjadi di Khazanah dan PNB. Keduanya juga menyebutkan bahwa Khazanah dan PNB selalu bertindak profesional dan demi kepentingan terbaik organisasinya.

Vivy dan Fadza kemudian menyatakan mundur dari Fashionvalet. “Kami berharap kekecewaan ini tidak menjadi penghalang, dan mereka akan terus mendukung pengusaha lokal lainnya. Akhirnya, kami rasa sudah saatnya bagi kami untuk mundur dari bisnis ini, dan melepaskan jabatan kami. Kami tidak ingin masalah yang terjadi selanjutnya mempengaruhi perusahaan lebih jauh, mengingat saat ini sedang dalam tahap turnaround,” tutup Vivy dan Fadza.

Kasus yang terjadi pada Fashionvalet mengejutkan karena selama ini citra perusahaan itu termasuk perusahaan-perusahaan lain yang dimiliki Vivy, seperti The Duck Staff, tampak kinclong dan laris menjadi sasaran investasi banyak pihak. Berbagai merek internasional pun menjadi kerja sama dengan The Duck Staff. Vivy juga selalu menampilkan citra kesuksesan di akun instagramnya.

Dalam unggahan itu Vivy juga mengakui jika “wajah” positif yang selalu ditampilkan merupakan upaya untuk terus meraih kepercayaan public. Secara pribadi, kami juga terus menampilkan wajah yang positif dan penuh harapan kepada dunia, dengan naifnya berpikir bahwa dengan demikian akan menanamkan kepercayaan diri pada merek dan produk kami,” kata Vivy dan Fadza. (M-1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *