Wamen Dikdasmen akan Kaji UN dengan Merancang Sistem Baru Pendidikan
PENERIMAAN peserta didik baru (PPDB) melalui jalur zonasi SMP dan SMA/ SMKN di tahun 2024 di Tasikmalaya, Jawa Barat masih banyak permasalahan. Penerimaan peserta didik baru tahun ke tahun harus dievaluasi secara menyeluruh di setiap daerah.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI (Wamen Dikdasmen) Prof Atip Latipulhayat mengatakan, permasalahan dalam penerimaan siswa baru SMP dan SMA melalui sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) jalur zonasi. Namun, sekarang tengah mengkaji Ujian Nasional (UN) untuk diterapkan di sistem pendidikan dasar dan menengah.
“Untuk Ujian Nasional (UN) sedang kita kaji lagi, karena setiap sistem pendidikan memiliki kesesuaian dengan zamannya. Akan tetapi, sistem mana yang sesuai akan masuk kepada metode UN karena PPDN, bukan tujuan dan metode penerimaan siswa baru tentunya ada kekurangan dan kelebihan masing-masing,” katanya, di SMPN 4 Kota Tasikmalaya, Jumat (1/11/2024).
Ia mengatakan, penerimaan siswa baru ada kekurangan dan kelebihan tapi setelah hasil kajadian nanti akan diketahui dan diputuskan metode terbaik untuk diberlakukan ke sistem pendidikan. Karena, metode yang memang sistemnya harus diperbaiki dan prinsip yang lama baik harus tetap pelihara termasuk akan mencari sistem baru yang lebih baik
“Untuk tujuan utama pendidikan di Indonesia pada Kabinet Merah Putih (KMP) sekarang ini harus sumber daya manusia (SDM) unggul di technology Prabowo Subianto sehingga dalam proses memperbanyak sekolah unggulan di daerah dengan kualitas pengajar yang profesional menjadi prioritas utama Kemendikdasmen RI,” ujarnya.
Menurutnya, Presiden Prabowo Subianto di setiap pidato selalu mengatakan perbanyak sumber daya manusia (SDM) unggul terutama pendidikan sangat diutamakan menjadi fokus sekali di Indonesia. Namun, nanti pelajaran di sekolah akan menyenangkan terutama guru senang, pengutan literasi, membaca harus ada kebiasaan agar belajar ini sambil bermain.
“Kami akan meluncurkan 7 kebiasaan bagi pelajar antara lain harus bangun pagi, sarapan pagi (makan sehat bergizi), membaca harus ada kebiasaan, belajar dengan baik, riang gembira, belajar sambil bermain. Kami kaget, pelajar membenci mata pelajaran matematika tetapi mereka akan ada pelajaran menyenangkan,” paparnya. (H-2)