Guidelines Parenting untuk Anak Generasi Beta yang Perlu Orang Tua Ketahui!



Ilustrasi bayi tidur sambil tersenyum. Foto: Shutterstock
Tahun 2025 merupakan tahun pertama kelahiran anak Generasi Beta atau yang lahir pada tahun 2025-2039. Kehidupan anak Generasi Beta akan jauh berbeda dengan generasi orang tuanya. Apalagi, kini perkembangan teknologi terus melesat dan akan memengaruhi banyak aspek kehidupan mereka.

Sebagai orang tua maupun calon orang tua anak yang lahir mulai di tahun ini harus bersiap, karena pengasuhan anak pun akan memiliki tantangan maupun peluang baru. Bayi-bayi Generasi Beta akan tumbuh di dunia yang dipenuhi dengan teknologi canggih hingga kecerdasan buatan. Kemajuan teknologi ini juga disinyalir akan membentuk cara anak dalam belajar, bermain, hingga berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka.

Dikutip dari Parenting First Cry, anak-anak Generasi Beta akan memiliki karakteristik yang berbeda dari generasi sebelumnya, yaitu:

1. Teknologi Sejak Usia Dini

Mereka akan dikelilingi dengan berbagai macam teknologi ssejak mereka lahir. Ketika ia melihat orang-orang di sekitarnya menggunakan smartphone atau system, maka secara naluriah akan memiliki ketertarikan untuk menggunakannya juga.

Dunia yang mengalami perubahan serba cepat, maka anak pun perlu segera beradaptasi. Karena lingkungannya yang menuntut seperti itu, maka jangan kaget bila si kecil nantinya lebih cepat dalam menyesuaikan diri, baik situasi yang baru pertama kali ditemui, metode pembelajaran di sekolah, hingga cara berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.

Generasi Beta akan hidup di dunia di mana perbedaan akan lebih dihargai dan inklusif terhadap semua orang. Mereka akan memahami pentingnya keberagaman, kesetaraan, hingga kebaikan terhadap orang lain, apa pun latar belakang atau identitasnya.

4. Belajar dengan cara mereka sendiri

Dunia pendidikan bagi Generasi Beta pun cenderung akan turut berkembang. Ya Mothers, mereka akan mengalami proses pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka, termasuk dengan bantuan teknologi canggih. Sehingga, mereka pun dapat belajar dengan kecepatan mereka sendiri, serta fokus pada mata pelajaran yang paling mereka minati.

Meski begitu, membesarkan anak di technology saat ini pun juga tidak terlepas dari tantangan yang unik sekaligus rumit. Beberapa di antaranya adalah screentime jadi lebih sering, tekanan untuk mengikuti tren dari media sosial yang dapat memengaruhi citra diri anak, sistem pembelajaran di sekolah secara bold yang harus selalu dipantau orang tua, hingga kurangnya komunikasi tatap muka dengan orang lain karena terbiasa berinteraksi secara digital.

Jadi, bagaimana kita perlu mempersiapkan anak untuk masa depan yang berubah begitu cepat? Simak penjelasannya di bawah ini!

Guidelines Parenting untuk Membesarkan Anak Generasi Beta

Ilustrasi ibu mengasuh anak sambil primary system. Foto: Shutterstock

Gunakan teknologi dengan bijak

Ketika Anda nantinya mengizinkan anak menggunakan system, maka ajari anak menggunakan teknologi untuk kegiatan belajar yang menyenangkan. Anda bisa mengunggah aplikasi maupun permainan yang membantu anak mempelajari hal-hal baru, mengembangkan keterampilan hingga kreativitas.

Bantu Pahami Emosi Mereka

Inilah pentingnya tatap muka antara orang tua dan anak, Mothers. Ketika si kecil terlihat merasakan perasaan buruk, maka cobalah bantu ia untuk memahami emosi yang dialaminya.

“Apakah kamu sedang sedih, marah, atau lelah sayang?”. Minta anak untuk berbicara tentang apa yang mereka rasakan dan bantu mereka mengelola emosinya. Kesadaran emosional membuat anak-anak lebih bahagia dan berempati.

Fokus pada kesejahteraan anak -anak

Yang tidak kalah penting, bantulah anak untuk menyeimbangkan pikiran dan tubuh mereka. Dorong anak untuk tetap beraktivitas fisik, cukup tidur, dan ciptakan waktu bersama untuk sekadar bersantai di tengah rutinitasnya. Saat perasaan anak baik, mereka pun akan melakukan yang terbaik juga, Mothers.

Interaksi secara langsung juga dapat mengembangkan keterampilan komunikasi anak, salah satu contohnya adalah mendorong kerja sama di dalam tim. Baik saat mengerjakan tugas atau bermain dengan teman, maka ajari mereka cara mendengarkan perkataan teman, berbagi, dan bekerja sama.

Terapkan Aturan Penggunaan Device untuk Keluarga

Tidak dapat dipungkiri, kita sebagai orang tua pun tidak bisa terlepas dari teknologi. Karena anak akan mencontoh apa yang orang tuanya lakukan, maka Anda pun perlu menerapkan aturan screentime bagi seluruh anggota keluarga di rumah.

Misalnya, tidak boleh primary HP ketika waktu makan, atau tetapkan satu hari tanpa system. Lalu, pilihlah berbagai aktivitas menyenangkan yang bisa dilakukan bersama, misalnya membersihkan rumah, memasak, atau jalan-jalan di alam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *