Dosen Unusa Bagikan Pointers Cara Menyenangkan Mengajari Anak Berpuasa


Ilustrasi anak bersama kedua orang tuanya. Foto: Masruroh/Basra
Ilustrasi anak bersama kedua orang tuanya. Foto: Masruroh/Basra

Mengajarkan anak berpuasa sejak dini merupakan langkah penting dalam membentuk karakter dan pemahaman anak tentang nilai-nilai non secular dalam Islam.

Ketua Program Studi S1 PG-PAUD, Nanang Rokhman Saleh, S.Ag., M.ThI Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengatakan, ketika mengajarkan anak berpuasa, orang tua harus melakukannya dengan cara yang menyenangkan dan tidak membuat anak tertekan.

"Yang pertama perlu dipahami orang tua adalah jangan memaksa anak untuk berpuasa, agar anak tidak merasa tertekan dalam menjalankan ibadah puasa. Beri anak pengertian atau pemahaman terlebih dahulu tentang apa itu puasa," tutur Nanang, kepada Basra, Senin (3/3).

"Mengajar anak -anak puasa tidak dapat diberi ancaman atau hukuman jika mereka tidak mengeksekusi," imbuhnya.

Menurut Nanang, penting untuk memperkenalkan konsep puasa kepada anak secara bertahap. Ini bisa dilakukan dengan mengajak anak berpuasa setengah hari atau beberapa jam sesuai dengan kemampuan anak.

"Pendekatan seperti ini akan membantu anak memahami esensi puasa tanpa merasa terbebani. Seiring berjalannya waktu, durasi puasa dapat ditingkatkan secara perlahan hingga anak siap untuk berpuasa penuh," jelasnya.

Ketua Program Studi S1 PG-PAUD, Nanang Rokhman Saleh, S.Ag., M.ThI Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).
Ketua Program Studi S1 PG-PAUD, Nanang Rokhman Saleh, S.Ag., M.ThI Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).

Nanang melanjutkan, anak cenderung meniru perilaku orang tua. Sehingga orang tua perlu menunjukkan sikap positif dan konsistensi dalam menjalankan ibadah puasa.

"Dengan melihat contoh langsung dari orang tua, anak akan lebih termotivasi untuk mengikuti dan memahami pentingnya ibadah ini," tambah Nanang.

Nanang menuturkan, ketika sudah mulai belajar puasa maka penting bagi orang tua untuk menciptakan suasana sahur dan berbuka yang menyenangkan.

"Suasana yang menyenangkan saat sahur dan berbuka puasa mampu meningkatkan semangat anak dalam menjalani ibadah puasa. Misalnya melibatkan anak dalam persiapan menu sahur dan berbuka, serta menciptakan momen kebersamaan keluarga yang hangat. Hal ini akan membuat anak merasa sangat dihargai dan lebih antusias dalam berpuasa," terangnya.

Nanang juga mengingatkan agar orang tua memperhatikan asupan nutrisi anak saat sahur dan berbuka untuk menjaga stamina dan kesehatan anak selama berpuasa.​

Selanjutnya hal bisa dilakukan untuk mengajari anak berpuasa adalah memberikan praise atau hadiah khusus.

"Ini adalah bentuk penghargaan untuk upaya dan pencapaian anak -anak dalam puasa, membuatnya lebih termotivasi bagi mereka. Misalnya dengan memberikan pujian atau hadiah kecil. Ini adalah bentuk penghargaan yang akan membuat anak bangga dan termotivasi untuk berpuasa. Namun, pastikan penghargaan diberikan dengan bijak agar tidak menjadi tujuan utama seorang anak dalam puasa," tukasnya.

Nanang mengungkapkan mengenalkan dan mengajarkan anak untuk berpuasa sudah boleh dimulai saat anak menginjak usia balita. namun dengan batasan – batasan yang masih bisa diterima oleh kemampuan anak dalam menahan rasa haus dan lapar.

"Usia superb anak untuk mulai berpuasa akan sangat berbeda bergantung pada kondisi fisiknya," tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *