Pertamina Hulu Energi Kantongi Pendapatan Rp 210 Triliun di 2024

Subholding hulu pt Pertamina (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (PHE), melaporkan kinerja keuangan tidak diaudit tahun 2024, dengan pendapatan mencapai USD 12,79 miliar atau sekitar Rp 210,3 triliun (kurs Rp 16.450 in line with dolar AS).

Direktur Utama PHE, Chalid Mentioned Salim, mengatakan perusahaan mencatat realisasi harga minyak mentah di tahun 2024 rata-rata sebesar USD 80,48 in line with barel, sementara harga gasoline USD 7,48 in line with MSCF.

"Pendapatan gambarannya bahwa kita mendapatkan 12,79 billion USD di 2024," katanya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR, Rabu (12/3).

Berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2025, Chalid menargetkan PHE bisa meningkatkan pendapatannya di tahun ini sebesar 7,2 persen menjadi USD 13,71 miliar.

Hal tersebut didukung dengan proyeksi harga minyak mentah dalam RKAP tahun ini sebesar USD 84,16 in line with barel dan harga gasoline USD 6,75 in line with MSCF. Meski begitu, PHE menemui tantangan jika melihat kondisi harga di awal tahun ini.

Dikutip dari Reutersharga minyak mentah Brent pada perdagangan Selasa (11/3) ditutup pada USD 69,56 in line with barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS sebesar USD 66,25 in line with barel.

"Di 2025 kami punya goal USD 13,71 miliar. Ini menjadi tantangan tersendiri kalau kita kaitkan dengan harga minyak in line with kondisi hari ini," ungkap Chalid.

PHE mencatatkan EBITDA pada 2024 sebesar USD 6,83 miliar, sementara goal dalam RKAP tahun 2025 sebesar USD 7,35 miliar atau naik 7,7 persen.

Chalid juga menyebutkan, peringkat kredit PHE oleh pemeringkat ternama juga masih terjaga hingga kini, yakni pada stage Baa2 Solid (Moody's) dan BBB/Solid (Fitch Rankings).