IHSG Diproyeksi Cerah, Investor Tunggu Information Ekonomi Domestik-International

Indeks Harga Saham KombinasiIHSG) diproyeksi menguat pada perdagangan Senin (17/3). IHSG ditutup melemah -1,93 persen ke stage 6.515.63 pada perdagangan Jumat (14/3).
Analis MNC Sekuritas melihat saat ini, posisi IHSG diperkirakan masih rawan terkoreksi ke rentang space 6.413-6.464 untuk membentuk bagian dari melambai [b] dari melambai B.
“Setelahnya, IHSG berpeluang menguat ke rentang 6.756-6.850 pada skenario hitam,” tulis analis MNC Sekuritas dalam risetnya, Senin (17/3).
Saham-saham yang direkomendasikan untuk diperhatikan meliputi ASII, CBDK, LSIP, dan TINS pada perdagangan Senin (17/3).
Analis Phintraco Sekuritas melihat, secara teknikal terdapat potensi Deathcross Itu terjadi di MacD diikuti dengan penyempitan kemiringan positif. Selain itu indikator trendy lain menunjukkan potensi hal yang serupa dan berada pada space overbought-NYA.
“Dengan demikian, kami perkirakan IHSG akan menguji strengthen psikologis yang berada pada stage 6.500 pada perdagangan Senin,” tulis analis Phintraco Sekuritas dalam risetnya, Senin (17/3).
Berdasarkan basic dengan sentimen international, IHSG dipengaruhi oleh pasar menantikan rilis knowledge penjualan ritel Amerika Serikat bulan Februari yang diperkirakan akan membaik ke stage 0,50 persen month on month (MoM). Angka ini meningkat dari periode sebelumnya yang berada pada stage -0,90 persen MoM.
Selain itu, penjualan ritel di luar sektor otomotif juga diperkirakan meningkat sebesar 0,50 persen MoM dari stage sebelumnya yang berada pada -0,40 persen MoM. Kenaikan angka dua knowledge ini menunjukkan adanya perbaikan kinerja sektor konsumsi masyarakat di Amerika Serikat.
Lalu sentimen dari regional, IHSG dipengaruhi oleh yang China akan merilis knowledge produksi industri untuk periode Januari-Februari. Information produksi industri negeri tirai bambu itu diperkirakan sedikit mengalami penurunan ke stage 5,40 persen 12 months on 12 months (yoy) dari 6,20 persen yoy pada periode sebelumnya.
Sebaliknya, penjualan ritel periode yang sama justru diperkirakan meningkat menjadi 4 persen yoy dari stage sebelumnya di 3,70 persen yoy.
“Perbedaan antara kedua knowledge ini dipengaruhi oleh periode Januari-Februari di China berlangsung perayaan Imlek yang mendorong aktivitas belanja serta menurunkan aktivitas industri,” tulis analis Phintraco Sekuritas.
Dari dalam negeri, pasar tengah menanti knowledge neraca perdagangan Februari akan dirilis hari ini, Senin (17/3). Pada Januari lalu, neraca perdagangan Indonesia surplus USD 3,45 miliar, melebihi ekspektasi USD 1,91 miliar.
Kenaikan ini didorong oleh penurunan impor 2,67 persen yoy imbas depresiasi rupiah, melemahnya daya beli, dan dampak libur panjang. Sementara itu, ekspor tumbuh 4,88 persen meleset dari perkiraan sebesar 6,99 persen.
Saham-saham yang dapat diperhatikan sepanjang perdagangan Senin (17/3) meliputi UNVR, SMRA, ISAT, MBMA, BSDE dan MEDC.
***
Penafian: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.