Analisis BMKG soal Gempa 5,9 Magnitudo Guncang Aceh: Jenis Dangkal

BMKG mengeluarkan analisis terkait gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo yang mengguncang Aceh pada Selasa (8/4) pukul 02.48 WIB. BMKG menyebut gempa itu merupakan gempa dangkal.
Menurut Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, berdasarkan hasil analisis terbaru gempa tersebut berkekuatan 5,9 magnitudo bukan 6,2. Gempa tektonik ini terjadi di wilayah Samudera Hindia di Pantai Barat Simeulue, Aceh.
"Episenter gempabumi terletak pada koordinat 2,03° LU ; 96,71° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 62 Km arah Tenggara Sinabang, Aceh pada kedalaman 30 Km," Dia mengatakan dalam pernyataannya kepada wartawan.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, menurut Daryono gempa yang terjadi merupakan jenis dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," kata dia.
Dampak Gempa
Gempa ini dirasakan di daerah Kabupaten Simeulue dengan skala intensitas III-IV MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).
Kemudian di daerah Kabupaten Aceh Selatan, Kota Subulussalam, Kabupaten Singkil, Kabupaten Nias Utara, dengan skala intensitas III MMI.
Lalu di daerah Kabupaten Karo dan Aceh Barat Daya dengan skala intensitas II-III MMI.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ujar Daryono.
Belum ada gempa susulan yang terjadi usai gempa tersebut. Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Masyarakat juga diimbau untuk menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," pungkasnya.