Cerita Lebaran teman kumparan di Kampung Masing-Masing


Ilustrasi Lebaran. Foto: Shutterstock
Ilustrasi Lebaran. Foto: Shutterstock

Momen Lebaran selalu meninggalkan cerita yang tak terlupakan bagi banyak orang yang merayakannya. Bagaimana tidak, hari Lebaran menjadi satu dari sedikit momen di mana seluruh keluarga bisa berkumpul.

Bahkan, keluarga yang tinggal di luar kota pun sampai mengusahakan mudik demi merayakan hari suci ini di kampung halaman. Dari kebersamaan inilah tercipta cerita-cerita yang terkadang lucu, seru, hingga mengharukan.

Tentang, sebuah cerita teman kumparan tentang hari Lebaran apa, ya? Yuk, intip kisahnya di bawah ini.

Kisah Keseruan Lebaran teman kumparan

Ilustrasi Lebaran. Foto: Shutterstock
Ilustrasi Lebaran. Foto: Shutterstock

Member teman kumparan, Nisya mengungkapkan bahwa momen Lebaran kemarin diwarnai hal lucu. Ceritanya, keluarga Nisya sengaja memesan ketupat untuk disantap saat hari Lebaran.

Harusnya, ketupat tersebut diantarkan oleh si penjual pada malam takbiran. Namun, hingga hari Lebaran, ketupatnya tak kunjung diantarkan, sehingga Nisya sekeluarga terpaksa makan nasi sebagai pengganti hidangan khas Lebaran itu.

Kejadian itu mungkin terdengar menyebalkan atau mengesalkan, tapi Nisya menanggapinya dengan penuh santai dan menganggapnya berkesan.

“Momen Lebaran yang paling berkesan di tahun ini, kita udah pesen ketupat ternyata pas malam takbiran tukang ketupatnya kelupaan, nama kita kelewat,” terang Nisya, ”Akhirnya kita Lebaran makan nasi bukan ketupat.”

Ilustrasi Lebaran. Foto: Shutterstock
Ilustrasi Lebaran. Foto: Shutterstock

Momen Lebaran Nisya tak seluruhnya diwarnai kebahagiaan. Ada juga duka yang tersimpan di hatinya, sebab ini pertama kalinya perempuan itu merayakan Lebaran tanpa kehadiran ibu.

“Tahun ini Lebaran tanpa ibu kandungku, ibu sudah meninggal,” ucapnya.

Kehadiran orang tua memang sangat memengaruhi sisi emosional seseorang di momen Lebaran. Suatu kesyukuran tersendiri apabila keluarga masih lengkap di hari yang suci ini.

Itulah mengapa Idhotun Nafiah, member teman kumparan lainnya, menekankan kehadiran orang tuanya sebagai hal yang paling berkesan di momen Lebaran.

BersyukurLebaran tahun ini berkesan, masih bisa Lebaran bareng kedua orang tua dan keluarga di kampung halaman tercinta, Brebes,” ucap Nafiah.

Ilustrasi Lebaran. Foto: Odua Images/Shutterstock
Ilustrasi Lebaran. Foto: Odua Pictures/Shutterstock

Sebenarnya, Nafiah tidak melaksanakan salat Idul Fitri bersama keluarga. Sebab, ia baru bisa mudik tepat di hari Lebaran setelah melaksanakan salat.

Jadwal mudik yang telat itu diakibatkan oleh kegagalannya dalam perang tiket kereta. Padahal ia mulai ikut perang dari h-1 bulan sebelum Lebaran.

“Ikutan perang tiket kereta sampai tiga kali, nggak dapet dan akhirnya dapet tanggal 31 Maret, pas (hari) Lebarannya,” cerita Nafiah.

Hal itu membuat Nafiah terpaksa merasakan malam takbiran dan salat Idul Fitri seorang diri. Kesendirian ini membuatnya merasa hampa, sehingga benar-benar bersyukur ketika akhirnya mudik dan bertemu orang tua.

“Pertama kali merasakan takbiran berkumandang, salat Idul Fitri di tempat rantau dan rasanya hampa,” ungkap Nafiah. “Tahun depan, semoga saya masih bisa Lebaran dengan kedua orang tua yang sudah mulai menua.”

Nikmati serunya sharing hal-hal seru dengan ribuan teman baru di komunitas teman kumparan. Klik kum.pr/temankumparan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *