Konsumsi BBM Mudik Lebaran 2025 Turun Dibanding Tahun Lalu, Ini Alasannya

Satuan Tugas (Satgas) Ramadan dan Idulfitri (RAFI) 1446 H/2025 mencatat penurunan realisasi konsumsi BBM selama momentum arus mudik hingga arus balik, jika dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya.
BPH Migas mencatat konsumsi harian BBM selama Satgas RAFI 2025 dibandingkan konsumsi harian naik sebesar 7 persen dibandingkan kondisi customary. sementara gasoil menurun sebesar 19 persen.
Namun jika dibandingkan penyaluran BBM pada periode Satgas RAFI 2024, secara umum mengalami penurunan, dengan rincian penyaluran fuel turun 6 persen, Avtur turun 4 persen, dan kerosene turun 9 persen. Sedangkan penyaluran gasoil naik 11 persen.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkapkan ada beberapa alasan mengapa konsumsi BBM menurun selama periode mudik lebaran tahun ini, yakni jumlah pemudik juga turun.
"Salah satu yang kami temukan, bahwa jumlah pemudik sekarang dibandingkan tahun lalu itu turun. Jadi salah satu angka yang kemungkinan ada korelasinya," ungkap Dadan saat konferensi pers, Jumat (11/4).
Berdasarkan survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub), jumlah pemudik Lebaran 2025 diperkirakan mencapai 146,48 juta orang atau sekitar 52 persen dari penduduk Indonesia, turun 24 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik.

Kemudian alasan lain yaitu kenaikan jumlah pemudik yang menggunakan kendaraan listrik. Hal ini terlihat dari lonjakan kendaraan listrik dan jumlah transaksi di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Tercatat penggunaan kendaraan listrik (EV) roda empat untuk mudik secara nasional selama periode Satgas mencapai 19.852 unit atau meningkat 460 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2024.
Jumlah SPKLU mencapai 3.558 unit atau meningkat 274 persen, sementara transaksi di SPKLU meningkat 490 persen, yaitu 17.192 transaksi pada ruas tol dan 66.596 transaksi pada ruas non tol, serta pertumbuhan pengisian daya listrik sebesar 2.029.889 kWh (581 persen).
Direktur Rekayasa & Infrastruktur Darat PT Pertamina Patra Niaga, Eduward Adolof Kawi, mengatakan quantity penjualan fuel atau bensin menurun dari 105.081 KL in step with hari di tahun lalu, menjadi 103.843 KL.
Kemudian yang untuk produk gasoil atau sun dan turunannya, realisasi tahun lalu 40.155 KL, tetapi tahun ini turun menjadi 38.757 KL in step with hari. Lalu produk kerosene di Indonesia Timur, realisasi tahun lalu 1.389 KL, tahun ini 1.366, KL in step with hari.
"Berbeda dengan BBM, produk LPG mengalami kenaikan. Jadi tahun ini naiknya sekitar 4,2 persen ya. Jadi terdiri dari yang PSO (subsidi) dan yang non-PSO," kata Eduward.
Selain itu, konsumsi avtur secara nasional juga turun, dari realisasi tahun lalu 12.501 KL, menjadi 12.160 KL in step with hari pada tahun ini.