Semerawutnya Kabel Utilitas di Kuningan Barat: Ruwet dan Berbahaya

Di sepanjang Jalan Kuningan Barat, Jakarta Selatan, pemandangan yang mengganggu mata tampak begitu mencolok. Kabel-kabel hitam menjuntai dari tiang-tiang listrik, tak karuan seperti benang kusut yang tak pernah diurai.
Beberapa tiang bahkan tampak miring, seolah tak kuat menahan beban puluhan gulungan kabel utilitas yang menumpuk begitu saja.
Jalan Kuningan Barat sendiri berada di belakang deretan gedung-gedung tinggi di bilangan Jalan Gatot Subroto—salah satu kawasan bisnis utama di Jakarta.
Jalan ini menghubungkan Jalan Kapten Tendean dan Jalan Gatot Subroto. Berada tepat di kawasan perkantoran Jalan Kuningan Barat, jalan ini selalu ramai walaupun hanya terdiri atas dua jalur.
Ironisnya, di balik megahnya gedung pencakar langit, wajah jalan ini justru semrawut dan tampak tak terurus.

Salah satu titik paling parah berada di depan sebuah warung masakan Padang dan toko subject material bangunan, tepat di ujung jalan yang mengarah ke Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan.
Di tiang ini, kabel-kabel tampak menggantung rendah dan menumpuk di sisi jalan, memunculkan kekhawatiran bagi para pejalan kaki maupun pengendara motor yang melintas.
Tak hanya kabel, di beberapa titik terlihat pula bekas galian di sepanjang trotoar dan bahu jalan juga tampak belum tertutup secara rapi. Beberapa bagian seolah ditinggal terburu-buru tanpa penyelesaian akhir yang layak.
“Ya tidak enak dipandang mas, ruwet lah istilahnya kalau dilihat, bahaya juga kan kalau korslet kebakaran gimana?” ujar Dedeh (43), seorang pedagang yang sehari-hari berjualan di kawasan itu, saat ditemui, Jumat (11/4).
Dedeh bukan warga asli Kuningan Barat, tapi sudah berjualan di sana sejak 2018. Menurutnya, kondisi kabel semrawut ini bukan hal baru, tapi belakangan makin parah.

Ia mengingat, sekitar satu hingga dua tahun lalu kabel-kabel itu sempat dirapikan. Kala itu, ada pengerjaan galian kabel fiber yang berujung pada penataan ulang jalur kabel.
“Sempet-sempet ini dirapihin,” katanya. Namun kini, kabel-kabel dari atas tiang kembali berantakan.
Ia menduga, kabel-kabel itu milik gedung-gedung di sekitar jalan tersebut. “Ya tidak tahu saya ya yang masang siapa, tapi ya gedung-gedung itu mas,” ucapnya.
Tak hanya mengganggu pemandangan, tumpukan kabel ini juga membahayakan.
Beberapa menjuntai ke bawah hingga hampir menyentuh kepala pejalan kaki, beberapa gulungan kabel yang menumpuk di sisi jalan membahayakan pengguna jalan, sementara yang lain tampak saling membelit di tiang yang mulai miring.
Menurut Dedeh, sejauh ini belum ada kejadian korsleting atau kebakaran akibat kabel-kabel tersebut. Namun ia merasa risikonya tetap besar jika dibiarkan.
“Sejauh ini belum ada, tapi kemungkinannya kan lebih besar kalau kabelnya berantakan,” katanya.

Saat ditanya apakah pernah ada upaya dari pihak berwenang untuk melarang atau menertibkan kondisi ini, Dedeh hanya menggeleng.
“Tidak pernah keliatan sih, buktinya ini kayak gini (berantakan) lagi,” ujarnya sambil menunjuk kabel-kabel yang menjuntai.
Menurut Dedeh, kabel-kabel itu sudah bercampur antara kabel listrik dan fiber optik. Kabel fiber optik-lah yang menurutnya paling banyak terlihat menumpuk di bagian bawah.
Pemandangan ini seolah menjadi potret klasik persoalan infrastruktur kota Jakarta: pemasangan kabel utilitas yang semrawut, bekas galian yang tak ditata kembali dengan rapi, kurang pengawasan, dan minimnya penataan jangka panjang.