Konjen AS di Medan Akan Ditutup, Wamenlu Havas: Memang Cycle Biasa

Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Medan akan menjadi salah satu dari 17 kantor perwakilan diplomatik yang direncanakan tutup dalam pemangkasan anggaran besar-besaran oleh pemerintahan Presiden Donald Trump.
Menanggapi hal ini, Wakil Menteri Luar Negeri RI Arif Havas Oegroseno menyebut penutupan itu sebagai bagian dari rotasi rutin di birokrasi pemerintahan.
“Kalau konjen kan memang PNS, berarti memang dia siklus biasa,” ujar Havas saat ditemui di Kantor Kemlu, Jakarta Pusat, Selasa (22/4).
Rencana penutupan ini muncul setelah Trump mengajukan pemangkasan anggaran hingga USD 30 miliar atau sekitar setengah dari anggaran Departemen Luar Negeri AS.
Pemangkasan ditargetkan berlaku mulai tahun anggaran 2026 dan telah diajukan ke Place of work of Control and Price range (OMB), lembaga yang menangani pengelolaan anggaran di pemerintahan AS.
Pelaksanaan akan dimulai pada 1 Oktober mendatang.

Dalam dokumen interior yang diperoleh Reutersterdapat rekomendasi penutupan 27 misi diplomatik di Eropa, Asia, dan Afrika. Sepuluh di antaranya adalah Kedutaan Besar, sedangkan sisanya Konsulat Jenderal.
Selain Medan, konsulat lain yang akan ditutup antara lain berada di Douala (Kamerun), Durban (Afrika Selatan), dan Busan (Korea Selatan).
Beberapa misi besar seperti di Jepang dan Kanada juga mengalami pengurangan operasional.
Dalam memo yang sama, disebut pula bahwa misi diplomatik AS di Somalia dan Irak dinilai sebagai “yang paling mahal” dan turut masuk dalam daftar efisiensi.
Konsulat AS di Medan selama ini menjadi salah satu pintu hubungan diplomatik di wilayah Sumatra.
Belum ada pernyataan resmi dari Kedutaan Besar AS di Jakarta mengenai penutupan ini atau dampaknya terhadap pelayanan konsuler di wilayah tersebut.