Polisi Amankan 3 Terduga Pelaku Pungli di Pasar Gedebage, Bandung


Ilustrasi pungutan liar. Foto: Shutterstock
Ilustrasi pungutan liar. Foto: Shutterstock

Sebanyak tiga orang yang diduga melakukan pungutan liar (pungli) di Pasar Gedebage, Kota Bandung, ditangkap pada Selasa (29/4). Ketiga orang tersebut merupakan anggota Paguyuban Warga Pasar Induk Gedebage Bandung.

"Mereka diduga melakukan pungutan iuran kebersihan pasar sebesar Rp 5 ribu according to kios, meskipun paguyuban tersebut tidak memiliki kewenangan untuk melakukan pungutan tersebut," kata Kasat Reskrim Polrestabes Bandung AKBP Abdul Rachman, saat dikonfirmasi, Selasa (29/4).

Pada pemeriksaan, polisi menemukan sejumlah barang bukti. Antara lain, tiga gepok karcis iuran kebersihan, uang tunai diduga hasil pungutan, sebonggol kuitansi atau bukti pembayaran iuran kebersihan, dan atribut paguyuban.

Ketua Paguyuban Warga Pasar Induk Gedebage Bandung juga turut diperiksa guna pendalaman terkait pungli. Polisi menyelidiki unsur pidana dalam perbuatan tersebut.

Sementara itu, Direktur Utama Perumda Pasar Juara, Pradana Aditya Wicaksana menjelaskan, persoalan premanisme bukan hal baru di Pasar Induk Gedebage. Namun kali ini, pemerintah tak tinggal diam.

“Permasalahan premanisme ini sudah lama terjadi. Alhamdulillah, kemarin sesuai arahan bapak gubernur dan wali kota. Kami melaporkan kepada pihak kepolisian, dan langsung ditindaklanjuti,” ujar Pradana dalam keterangannya, Selasa (29/4).

Penindakan ini menjadi sinyal kuat bahwa praktik-praktik yang merugikan masyarakat pasar tidak akan lagi mendapat ruang di tengah upaya pembenahan yang sedang dijalankan.

Langkah penanganan premanisme berjalan beriringan dengan upaya pembersihan dan pengelolaan sampah di pasar Gedebage. Ini diharapkan dapat mewujudkan kebersihan fisik dan keamanan sosial di sana.

“Kami ingin memastikan Pasar Induk Gedebage menjadi pasar yang bebas dari premanisme, sehingga pedagang dan publik merasa aman dan nyaman saat berbelanja,” tegas Pradana.

Walikota Bandung Muhammad Farhan bersama Gebernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melakukan sidak ke TPS di Pasar Induk Gedebage Bandung, Senin (28/4/2025). Foto: Dok. Pemkot Bandung
Walikota Bandung Muhammad Farhan bersama Gebernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melakukan sidak ke TPS di Pasar Induk Gedebage Bandung, Senin (28/4/2025). Foto: Dok. Pemkot Bandung

Adapun, dugaan aktivitas pungli di pasar Gedebage mencuat seiring keberadaan tumpukan sampah di tempat pembuangan sampah (TPS) pasar itu. Pemerintah daerah kota Bandung dan Provinsi Jawa Barat telah melakukan sidak ke lokasi.

Hasilnya, diketahui sampah di sana menumpuk sejak Desember 2024 sampai April 2025. Penyebab utamanya ialah pengelolaan sampah yang buruk.

Kondisi space tempat pembuangan sementara (TPS) Pasar Gedebage pun memprihatinkan. Seperti mesin pencacah sampah di sana rusak, biodigester mati, air macet, dan tidak ada pengangkutan rutin.

Tapi pedagang di pasar tetap membayar iuran sampah secara rutin. Berujung munculnya dugaan pungli.

"Seperti kata Pak Gubernur, beliau juga sudah dapat informasi yang transparent, barangkali dari intelnya. Ternyata setiap hari terjadi pemungutan untuk iuran sampah, tetapi sampahnya tidak pernah dikelola," ungkap Wali Kota Bandung Muhammad Farhan, Senin (28/4).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *