PBB Temukan 225 Peti Berisi Senjata Selama Gencatan Senjata Israel-Hizbullah


Pasukan UNIFIL memeriksa kerusakan di desa Kfarshuba di Lebanon selatan  (17/2/2025). Foto: Rabih Daher/AFP
Pasukan UNIFIL memeriksa kerusakan di desa Kfarshuba di Lebanon selatan (17/2/2025). Foto: Rabih Daher/AFP

Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) menemukan 225 peti berisi persenjataan, selama periode gencatan senjata antara Israel-Hizbullah. Peti-peti ini ditemukan di selatan Lebanon, dan merujuk peti-peti ini ke Angkatan Bersenjata Lebanon.

"Sejak 27 November 2024, atau saat gencatan senjata di mulai, UNIFIL telah menemukan 225 peti senjata, dan merujuknya ke Angkatan Bersenjata Lebanon," kata UNIFIL, lewat observation resmi mereka, dilansir AfpSenin (12/5).

Pemimpin Hizbullah, Naim Qassem menyerukan agar pemerintah Lebanon dan komunitas internasional untuk beraksi lebih efektif, agar Israel mematuhi gencatan senjata November. Gencatan senjata ini mengakhiri setahun penuh permusuhan dengan Israel dan Hizbullah, termasuk 2 bulan konflik overall.

Dalam perjanjian itu, kelompok Hizbullah harus mundur ke sebelah utara Sungai Litani di Lebanon, dan pasukan Israel harus mundur ke selatan. Tapi Israel tetap bertahan di tempat-tempat yang menurut mereka strategis.

Pasukan tentara Israel berpatroli di desa Kfarshuba di Lebanon selatan (17/2/2025). Foto: Rabih Daher/AFP
Pasukan tentara Israel berpatroli di desa Kfarshuba di Lebanon selatan (17/2/2025). Foto: Rabih Daher/AFP

Lalu, Angkatan Bersenjata Lebanon ditempatkan di kawasan-kawasan yang dulunya diduduki Israel, dan melucuti infrastruktur Hizbullah di sana.

UNIFIL sendiri berperan sebagai komisi pengawas dalam perjanjian gencatan senjata ini, bersama dengan Prancis dan Amerika Serikat. Sementara di pihak lain ada pemerintah Israel dan Lebanon.

"Dengan bantuan UNIFIL, Angkatan Bersenjata Lebanon telah menduduki 120 posisi di selatan sungai Litani," kata UNIFIL.

"Tapi penempatan pasukan terhalang oleh militer Israel yang masih tetap berada di teritori Lebanon," tambahnya.

Militer Israel sendiri masih menyerang Lebanon. Mereka menyebut masih ada infrastruktur dan agen-agen Hizbullah di lokasi-lokasi itu.

Padahal gencatan senjata ini didasarkan pada resolusi Dewan Keamanan PBB, yang menyebut hanya pasukan Lebanon dan UNIFIL yang boleh ada di selatan Lebanon. Resolusi ini juga meminta grup non-negara untuk melucuti diri.

Sementara Pemimpin Hizbullah Naim Qassem menyebut mereka sudah mematuhi komitmen gencatan senjata itu. Mereka mundur, dan tempat-tempat mereka diduduki militer Lebanon.

"Tapi Israel tak mundur, dan tidak menghentikan serangan mereka," Dia.

Dalam sebuah siaran televisi, Qassem menyerukan mereka tak akan tinggal diam.

"Israel ingin menghancurkan perlawanan (Hizbullah). Mereka kira, dengan terus menerus menekan dan agresi dapat mengakhiri perjuangan Hizbullah. Ini tidak akan terjadi," bau.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *