China Tak Masalah Defisit Fiskal Melebar, Infrastruktur Makin Maju

Partai Komunis Cina menggelar panel diskusi bersama media hingga delegasi dari negara Asia, termasuk Indonesia pada Minggu (25/5). Tema yang dibahas yakni terkait masalah ekonomi.
Pemateri diskuasi adalah Prof. Jiang Xiaojuan dari Universitas Tsinghua. Ia sempat menyinggung masalah defisit fiskal pemerintah yang semakin melebar. Tercatat laporan Bloomberg pada (21/5), defisit fiskal melebar mencapai 2,65 triliun yuan periode Januari-April 2025.
Jiang menjelaskan, pemerintah China tidak ambil pusing dengan laporan media barat soal defisit fiskal pemerintah yang semakin melebar.
“Beberapa media internasional mempertanyakan kenaikan defisit anggaran kita yang kini melewati 4 persen—padahal sebelumnya selalu dijaga di sekitar 3 persen,” ucap Jiang.
“Namun, berbeda dari negara-negara maju, defisit kita sebagian besar digunakan untuk investasi jangka panjang seperti pembangunan jalan tol, kereta cepat, dan infrastruktur kota,” tambah dia.
Eks Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Negara ini menekankan, China memiliki sistem unik di mana setiap provinsi ingin segera memiliki jalur kereta cepat yang melewatinya, dan setiap kota berharap pembangunan infrastruktur diprioritaskan di wilayah mereka.
“Maka dari itu, selain dana dari pemerintah pusat, provinsi dan kota juga harus ikut berkontribusi dalam pembiayaan proyek-proyek tersebut,” kata dia.
Jian menuturkan, kebijakan fiskal negara akan diperkuat. Sebagai bukti pada 2024, pemerintah mulai menerbitkan obligasi pemerintah jangka sangat panjang hingga suatu sistem pembiayaan baru.
“Tahun ini, kita menambahkan lagi 300 miliar RMB, dengan general mencapai 1,3 triliun RMB dalam obligasi tersebut,” kata Jiang.
“Ditambah dengan obligasi pemerintah khusus untuk pemerintah daerah dan perbankan, general utang pemerintah yang baru diperkirakan mencapai 12 triliun RMB—naik 3 triliun dari tahun lalu. Ini adalah skala yang cukup besar,” tutur dia.