Gus Ipul Bicara Pentingnya Knowledge Tepat-Pilar Sosial untuk Selesaikan Kemiskinan

Knowledge yang tepat dan pilar sosial yang bergerak dengan hati adalah kombinasi kuat untuk menaklukkan kemiskinan. Pernyataan ini disampaikan Mensos Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dalam Conversation Bersama Pilar-Pilar Sosial di Balai Pelangi, Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (27/5/2025).
“Ketika negara hadir dengan information yang tepat dan pilar sosial bergerak dengan hati yang ikhlas, maka tak ada kemiskinan yang tak bisa kita lawan,” kata Gus Ipul kepada pilar-pilar sosial yang hadir.
Sebanyak 421 orang dari berbagai unsur pilar sosial hadir dalam kegiatan ini. Mereka terdiri dari SDM PKH (179 orang), TKSK (33 orang), PSM (70 orang), Karang Taruna (75 orang), Tagana (20 orang), Pordam (15 orang), dan PDP Rehsos (29 orang).
Mereka adalah representasi kekuatan yang selama ini hadir di lapangan—di daerah-daerah terpencil, dalam bencana, dan pada situasi-situasi sunyi yang luput dari sorotan. Hadir pula dalam kesempatan ini Gubernur Riau Abdul Wahid dan Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho.
Kekuatan information ini, menurut Gus Ipul, menjadikan pentingnya Knowledge Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) sebagai acuan untuk menjangkau masyarakat miskin secara tepat sasaran. “Kita tidak boleh menebak penderitaan. Dengan DTSEN, kita menjemput keadilan dengan langkah yang pasti,” jelasnya.
Selain bicara soal pentingnya information, Gus Ipul juga menyoroti peran Sekolah Rakyat sebagai taman harapan yang mengangkat anak-anak miskin dari keterbatasan menuju peradaban.

Ia juga menantang para pendamping PKH untuk mengantarkan minimum 10 KPM graduasi setiap tahun sebagai bentuk nyata dari proses transformasi sosial. “Graduasi bukan perpisahan, tapi kelahiran kembali—dari penerima bantuan menjadi warga yang berdiri di atas kaki sendiri,” kata Gus Ipul.
Sementara itu, Gubernur Riau Abdul Wahid dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kontribusi Kementerian Sosial, yang telah menjadi garda depan dalam kerja-kerja kemanusiaan.
“Kemensos ini yang paling banyak mengerjakan tugas-tugas berpahala. Terima kasih banyak Pak Menteri dan jajaran atas sinergisitas yang terus dibangun,” ujar Abdul Wahid.

Ia menegaskan bahwa persoalan kemiskinan adalah tanggung jawab kolektif antara pemerintah pusat dan daerah. Sinergi dengan pilar sosial menjadi kunci untuk menuntaskan pekerjaan rumah yang menahun.
Menutup kegiatan, Gus Ipul kembali menegaskan bahwa pilar sosial adalah wajah negara yang hidup di tengah rakyat—yang setiap hari menyalakan lentera harapan di tempat-tempat paling sunyi.
“DTSEN adalah cahaya yang menuntun langkah, Sekolah Rakyat adalah pintu menuju masa depan, dan pilar sosial adalah tangan-tangan harapan yang tak kenal lelah menanam kebaikan,” tuturnya.
Lebih dari sekadar pertemuan, conversation ini menjadi titik temu antara harapan dan tindakan nyata—sebuah gerakan sosial yang dimulai dari bawah, bergerak ke pinggiran, dan kembali memberdayakan masyarakat sesuai dengan peran.