Menag Akui Multisyarikah Ada Kelemahannya, tapi Bisa Cegah Praktik Monopoli


Menag Nasaruddin Umar saat konpers di Daker Makkah. Foto: MCH 2025
Menag Nasaruddin Umar saat konpers di Daker Makkah. Foto: MCH 2025

Jemaah haji Indonesia pada musim haji 2025 dilayani oleh delapan syarikah yang berbeda. Multisyarikah itu baru pertama kali diterapkan tahun ini.

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengakui memang ada kelemahan dari penerapan delapan syarikah tersebut.

“Pencegahan praktik monopoli dengan multisyarikah. Pasti ada kelemahannya, karena ini kan baru ya,” kata Nasaruddin di Kantor Daker Makkah, Selasa (10/6).

Delapan syarikah yang melayani jemaah haji Indonesia tahun ini yaitu Al-Bait Visitor, Rakeen Mashariq, Sana Mashariq, Rehlat & Manafea, Alrifadah, Rawaf Mina, MCDC, dan Rifad.

Permasalahan yang menjadi sorotan terjadi di tengah banyaknya mitra itu adalah terpisahnya lodge pasangan jemaah haji saat di Makkah. Pasangan yang dimaksud adalah suami dengan istri, lansia atau disabilitas dengan pendampingnya.

Tidak menutup kemungkinan pasangan jemaah haji bisa berbeda syarikah, meski mereka satu kelompok terbang atau kloter saat berangkat ke Tanah Suci.

Nasaruddin yakin pelaksanaan ibadah haji tahun depan berjalan lebih baik dengan penyesuaian yang sudah dilakukan tahun ini.

“Kita berkeyakinan insyaallah penyelenggaraan ibadah haji yang akan datang beradaptasi dengan sistem baru Saudi Arabia yang memang relatif sangat baru,” tutur Nasaruddin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *