Perjanjian Dagang IEU Cepa Segera Rampung, Ekspor RI ke Eropa Bisa Naik 50%


Menko Airlangga Hartarto dan jajarannya dalam konferensi pers IEU CEPA di kantornya, Jumat (12/6). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Menko Airlangga Hartarto dan jajarannya dalam konferensi pers IEU CEPA di kantornya, Jumat (12/6). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis kinerja ekspor Indonesia bisa meningkat signifikan setelah perjanjian dagang Indonesia-Ecu Union Complete Financial Partnership Settlement (IEU-CEPA) resmi berlaku. Ia bahkan menargetkan ekspor RI bisa melonjak hingga 50 persen hanya dalam waktu tiga tahun pasca implementasi.

“Kalau saya bilang, minta naik itu tidak tinggi-tinggi, 50 persen dalam tiga tahun. 50 persen dalam tiga tahun itu sama dengan posisi Malaysia hari ini. Masa kita nggak bisa balap Malaysia,” ujar Airlangga di kantornya, Jumat (13/6).

Airlangga mengajak para pelaku usaha, khususnya di sektor tekstil dan garmen, mulai bersiap menyambut peluang dari tarif ekspor 0 persen ke Uni Eropa yang dijanjikan dalam kesepakatan IEU-CEPA.

“Jadi tentu kita harus, walaupun ditulisnya setara dengan negara tetangga di ASEAN. Saya bilang dengan negara lain saya nggak peduli. Tapi dengan negara ASEAN harus stage taking part in box,” tegasnya.

Pemerintah sendiri menargetkan IEU-CEPA mulai berlaku pada kuartal IV 2026, atau selambat-lambatnya pada kuartal I 2027. Perjanjian ini diperkirakan akan berdampak besar terhadap peningkatan ekspor nasional ke pasar Eropa.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono, menjelaskan IEU-CEPA akan membuka akses ekspor Indonesia ke Uni Eropa dengan tarif 0 persen. Namun, pemberlakuannya dilakukan secara bertahap.

“Jadi katakan 100 persen nilai ekspor Indonesia ke Uni Eropa itu akan mendapatkan preferensi,” kata Djatmiko.

Ia menyebut, tidak semua komoditas langsung dikenakan tarif 0 persen sejak hari pertama. Ada yang diberlakukan pada tahun kedua atau ketiga, tergantung kesepakatan komoditas in keeping with komoditas.

“0 persen ada yang di hari pertama, ada yang nanti di tahun kedua, ada yang ketiga. Tapi in spite of everything, Insyaallah semuanya akan dapat 0 persen. Meskipun ada juga yang tidak seluruhnya nol,” jelasnya.

Sejumlah komoditas utama Indonesia yang bakal diuntungkan antara lain kelapa sawit dan turunannya, bijih tembaga, asam lemak, alas kaki olahraga, bungkil, karet atau plastik, besi baja, lemak coklat, kopra, produk ikan, kopi, hingga furnishings.

Lebih lanjut, liberalisasi akses pasar barang dari Indonesia ke Eropa akan mencakup 98,61 persen dari overall pos tarif, dan 100 persen dari overall nilai ekspor Indonesia ke Uni Eropa akan bebas bea masuk. Sementara itu, untuk produk dari Uni Eropa ke Indonesia, akses pasar akan terbuka sebesar 97,75 persen dari overall pos tarif dan 98,14 persen dari nilai impornya.

Kesepakatan ini juga mencakup komitmen Uni Eropa untuk memberi akses optimum bagi produk unggulan RI seperti sawit, tekstil, alas kaki, dan perikanan. Sebagai imbal balik, Indonesia membuka pasar lebih besar untuk produk pertanian dan manufaktur Eropa.

“Mereka memang sangat kuat di sektor pertanian, memberi kepentingan, dan juga produk-produk manufaktur ex-EU,” ungkapnya.

Tak hanya barang, IEU-CEPA juga mencakup sektor jasa. Indonesia akan mendapat peluang ekspor tenaga profesional seperti penasihat hukum, arsitek, dan konsultan manajemen ke pasar Eropa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *