Didukung PIS, RSK Nusa Waluya II Layani Lebih dari 1.300 Pasien di Waigeo Utara


Fasilitas dan pelayanan pasien di RSK Nusa Waluya II Waigeo Utara, Papua Barat Daya. Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
Fasilitas dan pelayanan pasien di RSK Nusa Waluya II Waigeo Utara, Papua Barat Daya. Foto: Argya D. Maheswara/kumparan

PT Pertamina Global Transport (Pis) menjadi pendukung kegiatan pelayanan kesehatan oleh DoctorShare melalui Rumah Sakit Kapal (RSK) Nusa Waluya II. Saat ini RSK tersebut sedang beroperasi di Waigeo Utara, Papua Barat Daya.

Sejak beroperasi di tanggal 10 Juni sampai 28 Juni 2025, RSK Nusa Waluya II tercatat sudah melayani 1.337 pasien dengan tujuan poli sebanyak 1.087, 39 tindakan bedah, 12 kunjungan IGD dan 198 peserta promosi kesehatan.

Nantinya RSK Nusa Waluya II masih akan melakukan pelayanan di Waigeo Utara hingga awal Agustus.

Supervisor CSR PIS Alih Istik Wahyuni mengatakan alasan adanya kerja sama antara PIS dan DoctorShare terkait operasional RSK Nusa Waluya II didasarkan pada alasan di mana PIS dan DoctorShare memiliki kesamaan karena bergerak di bidang perkapalan. Dukungan terhadap DoctorShare juga selaras dengan tiga pilar CSR PIS yang berfokus untuk mendukung sektor kesehatan, lingkungan dan pendidikan.

"Kerja sama PIS dengan DoctorShare sebetulnya sudah dimulai dari 2023, waktu itu ada bantuan medis serupa di Seget (Papua Barat Daya) dan kami melanjutkan kerja sama itu dengan melaksanakan pelayanan medis yang merupakan CSR kami di Waigeo Utara," ujar Alih di RSK Nusa Waluya II Waigeo Utara, Papua Barat Daya.

Fasilitas dan pelayanan pasien di RSK Nusa Waluya II Waigeo Utara, Papua Barat Daya. Foto: Argya Maheswara/kumparan
Fasilitas dan pelayanan pasien di RSK Nusa Waluya II Waigeo Utara, Papua Barat Daya. Foto: Argya Maheswara/kumparan

Untuk alasan mengapa memilih Waigeo Utara sebagai tempat pelaksanaan kegiatan RSK, Alih menjelaskan memang tujuan utama dukungan PIS adalah tempat yang masuk kategori 3T atau terdepan, terluar, dan tertinggal.

"Memang Waigeo Utara ini salah satu yang akses kesehatannya cukup menantangdi mana penduduknya membutuhkan bantuan kesehatan dan termasuk 3T juga. 90 persen masyarakatnya juga sudah punya BPJS, dengan adanya RSK juga bisa membantu jadi," katanya.

Untuk fasilitas, RSK Nusa Waluya II memiliki ruang rawat inap dengan kapasitas 21 mattress, ruang nifas, ruang bersalin, ruang operasi, Instalasi Gawat Darurat, poli gigi, poli umum, poli spesialis, apotek, lab radiologi dan juga fasilitas financial institution darah.

Managing Director DoctorShare, Tutuk Utomo lebih lanjut menjelaskan saat ini RSK Nusa Waluya II memiliki 35 tenaga medis yang terdiri dari dokter umum, perawat, analis lab, apoteker, bidan, radiografer sampai tenaga administrasi.

Selain itu RSK tersebut sebenarnya juga memiliki dokter spesialis dari kalangan relawan. Untuk peran tersebut ada beberapa kategori dokter spesialis yang disapkan mulai dokter obgyn sampai penyakit dalam. Para relawan dokter spesialis di sini pun memiliki pola pergantian setiap seminggu sekali dengan relawan dokter spesialis di luar RSK. Meski demikian, DoctorShare tetap memperhatikan kesiagaan setiap dokter spesialis di setiap sektornya pada setiap saat.

Fasilitas dan pelayanan pasien di RSK Nusa Waluya II Waigeo Utara, Papua Barat Daya. Foto: Argya Maheswara/kumparan
Fasilitas dan pelayanan pasien di RSK Nusa Waluya II Waigeo Utara, Papua Barat Daya. Foto: Argya Maheswara/kumparan

Sektor dokter spesialis yang tersedia di RSK Nusa Waluya II menurut Tutuk juga bisa menyesuaikan kondisi masyarakat sekitar.

"Ada dokter relawan spesialis, seperti obgynz, anestesi, bedah, spesialis anak dan penyakit dalam. Kami biasanya melihat tren yang ada di pasien di suatu daerah atau hasil diskusi dengan Pemda. Jadi kalau diperlukan dokter spesialis seperti jantung atau THT itu kami bisa hubungi (meminta)," Beri tahu saya.

Tutuk juga menjelaskan RSK Nusa Waluya II sebenarnya sudah dibangun sejak 2017 dengan pelayanan pertama di 2018. Saat itu daerah pelayanan pertama dari RSK Nusa Waluya II tersebut adalah Kalimantan Timur (Kaltim), sampai saat ini general sudah ada 13 lokasi pelayanan yang sudah dilakukan. Untuk tahun 2024 sampai 2025 daerah yang difokuskan untuk pelayanan adalah Papua dan Maluku.

“2025 ini memang fokus di Papua saja. Sesudah itu kami akan masuk ke Maluku karena banyak membutuhkan layanan,” kata Tutuk.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *