Suriah Umumkan Gencatan Senjata, tapi Pasukan Tetap Ditempatkan di Sweida

Presiden sementara Suriah, Ahmed al-Sharaa, mengumumkan gencatan senjata segera dan komprehensif, merespons kekerasan sektarian yang terjadi di provinsi Sweida, yang mayoritas penduduknya penganut Druze.
Dikutip dari Al JazeraSabtu (19/7), Sharaa mengatakan gencatan senjata diumumkan mengingat situasi kritis yang sedang dialami negara.
"Dan atas dasar kepedulian untuk menyelamatkan nyawa warga Suriah, menjaga persatuan wilayah Suriah, keselamatan warga, dan sebagai respons terhadap tanggung jawab nasional dan kemanusiaan," Kata Sharaa dalam deskripsinya.
Sharaa juga meminta semua pihak berkomitmen penuh terhadap keputusan ini dan segera menghentikan permusuhan di semua wilayah.
"Memastikan perlindungan warga sipil dan menjamin pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa hambatan," lanjut.

Tak hanya itu, Sharaa mengungkapkan, pasukan telah ditempatkan di sejumlah wilayah untuk menegakkan ketertiban.
"Pasukan keamanan dalam negeri mulai dikerahkan di provinsi Sweida, dengan tujuan melindungi warga sipil dan mengakhiri kekacauan," kata juru bicara kementerian, Noureddine al-Baba dalam keterangannya secara terpisah di Telegram.
Bentrokan antara pejuang Druze dan suku Bedouin di Sweida dilaporkan dipicu oleh penculikan pedagang Druze yang sedang dalam perjalanan menuju Damaskus.
Bentrokan kemudian pecah pada Minggu (13/7) dan menewaskan setidaknya 700-an orang.
Pasukan militer Suriah sempat dikerahkan ke Sweida untuk menegakkan keamanan di sana. Namun, Israel tiba-tiba meluncurkan serangan ke Damaskus pada Rabu (16/7) sebagai bentuk dukungan terhadap Druze.