Airlangga Ungkap Tarif Trump Buat Kopi-Kakao RI Kemungkinan 0 Persen
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut masih ada pembahasan lanjutan yang menyangkut kepentingan kedua negara. Perundingan, kata dia, masih akan terus berlangsung terkait element teknis.
Komoditas sumber daya alam Indonesia yang tidak diproduksi oleh AS seperti kelapa sawit, kopi, kakao, produk agro, produk mineral lainnya, termasuk komponen pesawat terbang, serta produk industri di kawasan industri tertentu seperti di unfastened industry zone.
“Jadi itu sedang dalam pembahasan dan itu dimungkinkan lebih rendah dari 19 persen dan dimungkinkan mendekati 0 persen,” ungkap Airlangga.
Tidak Semua Produk AS Bebas Tarif
Sebaliknya, Airlangga juga menegaskan, tidak semua impor barang dari Amerika Serikat (AS) ke Indonesia bebas aturan kewajiban Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Airlangga mengatakan penjelasan ini muncul dari salah satu isi joint remark antara AS dan Indonesia terkait negosiasi tarif impor resiprokal.
Indonesia disebutkan akan mengatasi berbagai hambatan non-tarif dengan cara mengecualikan perusahaan dan barang asal AS, termasuk TKDN.
Airlangga menyebutkan, beberapa barang yang bebas TKDN ini hanya terbatas pada produk prototipe telekomunikasi, informasi, komunikasi, information middle, dan alat kesehatan.
“Native content material ataupun TKDN, ini terbatas pada prototype telecommunication knowledge dan verbal exchange, information middle, alat kesehatan, dan tetap memenuhi peraturan impor yang dilakukan oleh kementerian teknis,” ujarnya.
Airlangga juga menjelaskan Indonesia juga menerima sertifikasi dari Meals and Drug Management (FDA) dan izin edar sebelumnya untuk alat kesehatan dan obat-obatan. Hal ini pernah dilakukan Indonesia untuk mengimpor vaksin saat pandemi COVID-19.
Selain itu, AS menyebutkan Indonesia juga akan mengecualikan produk ekspor kosmetik, alat kesehatan, dan barang manufaktur asal AS dari kewajiban sertifikasi dan pelabelan yang memberatkan.
“Seperti mulai dari AstraZeneca sampai Pfizer berbasis kepada FDA, masing-masing yang langsung dengan protokol WHO, BPOM bisa menerima dan distribusikan kepada masyarakat,” tutur Airlangga.
Indonesia mendapatkan penurunan tarif salah satu yang paling rendah dibandingkan negara-negara lain yang dianggap mengakibatkan neraca perdagangan AS defisit, yakni 19 persen dari sebelumnya 32 persen.
AS mengumumkan joint remark antara Indonesia dan AS pada 22 Juli 2025. Secara umum, kata Airlangga, joint remark tersebut menggambarkan kesepakatan yang telah dibahas dan AS dan poin-poin penting dan komitmen politik yang akan menjadi dasar perjanjian perdagangan kedua pihak.