S&P hingga Nasdaq Cetak Rekor, Saham Tesla dan IBM Malah Terjun Bebas

Indeks S&P 500 dan NASDAQ mencetak rekor penutupan tertinggi pada perdagangan Kamis (waktu AS), dipicu oleh laporan keuangan yang kuat dari Alphabet, induk usaha Google. Optimisme investor terhadap saham-saham kecerdasan buatan (AI) kembali meningkat, meski beberapa saham besar justru melemah tajam.
Mengumpulkan Reutersindeks S&P 500 naik tipis 0,07 persen dan mengakhiri sesi di stage 6.363,35 poin. Nasdaq menguat 0,18 persen ke 21.057,96 poin, sedangkan Dow Jones Business Reasonable justru turun 0,70 persen ke 44.693,91 poin.
Kenaikan S&P 500 dan Nasdaq terutama didorong oleh saham-saham teknologi, termasuk Alphabet (GOOGL.O) yang naik 1 persen setelah kinerja pencariannya dinilai semakin menunjukkan hasil dari investasi besar perusahaan dalam teknologi AI.
Saham raksasa teknologi lainnya ikut terdongkrak. Microsoft (MSFT.O), Nvidia (NVDA.O), dan Amazon (AMZN.O) masing-masing menguat setidaknya 1 persen.
Selain laporan kinerja perusahaan, sentimen positif juga datang dari kesepakatan dagang AS–Jepang dan kemajuan pembicaraan perdagangan dengan Uni Eropa.

"Investor merasa optimistis terhadap negosiasi perdagangan, kondisi ekonomi, tren inflasi, serta laporan pendapatan kuartal kedua yang lebih baik dari perkiraan," ujar Sam Stovall, Kepala Strategi Investasi di CFRA Analysis.
Namun, tidak semua saham berakhir positif. Tesla (TSLA.O) anjlok 8,2 persen setelah CEO Elon Musk memperingatkan bahwa perusahaannya menghadapi “beberapa kuartal yang sulit” menyusul pemangkasan dukungan dari pemerintah AS terhadap produsen kendaraan listrik. Sepanjang 2025, saham Tesla telah merosot sekitar 25 persen.
Tekanan juga dialami sektor asuransi. UnitedHealth turun 4,8 persen setelah mengungkap bahwa mereka tengah bekerja sama dengan Departemen Kehakiman AS terkait penyelidikan praktik Medicare, menyusul laporan adanya investigasi pidana dan perdata.
Saham IBM turun hampir 8 persen akibat penjualan yang mengecewakan pada divisi perangkat lunak inti, yang membebani kinerja kuartal kedua perusahaan. Honeywell ikut melemah 6,2 persen, meski berhasil melampaui ekspektasi Wall Side road dan menaikkan proyeksi keuangan tahunannya.
Secara sektoral, delapan dari 11 indeks sektor dalam S&P 500 ditutup melemah. Pelemahan terbesar dialami sektor konsumen diskresioner (.SPLRCD), yang turun 1,23 persen, disusul oleh sektor bahan (.SPLRCM) yang melemah 0,75 persen.

Foto: Shutter Inventory
Saham maskapai American Airways (AAL.O) anjlok hampir 10 persen setelah perusahaan memperkirakan kerugian besar pada kuartal ketiga, dipicu menurunnya permintaan perjalanan domestik. Situasi diperparah oleh ketidakpastian akibat kebijakan dagang Presiden AS Donald Trump yang disebut menciptakan tekanan terburuk bagi industri penerbangan sejak pandemi COVID-19.
Pasar juga memantau rencana kunjungan Trump ke kantor pusat The Federal Reserve. Ini terjadi di tengah kritik berbulan-bulan terhadap Ketua Fed Jerome Powell, yang dianggap Trump terlalu lambat menurunkan suku bunga.
Dengan The Fed yang diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga dalam pertemuan pekan depan, pelaku pasar kini melihat peluang 60 persen terjadinya pemangkasan suku bunga pada bulan September, berdasarkan knowledge dari alat FedWatch CME.
Dari sisi ekonomi makro, laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan klaim pengangguran mingguan turun menjadi 217.000, jauh di bawah ekspektasi analis. Angka ini menjadi sinyal bahwa pasar tenaga kerja AS masih tangguh. Di sisi lain, aktivitas bisnis AS meningkat pada Juli. Perusahaan-perusahaan mulai menaikkan harga barang dan jasa, memicu kekhawatiran baru soal inflasi ke depan, terutama akibat kenaikan tarif impor yang mulai dirasakan pelaku usaha.