Kisah Terowongan Silaturahmi Katedral-Istiqlal yang Istimewa untuk Vatikan

Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral di Jakarta dipisahkan jalan raya yang membentang di tengah kedua tempat bersejarah rumah ibadah yang berbeda. Namun, di balik itu ada terowongan yang tak hanya menyambung dua bangunan, tapi juga dua harapan, ikon kebinekaan di Jakarta.
Namanya sederhana; Terowongan Silaturahmi. Tapi di dalamnya, tersimpan kisah panjang tentang kasih yang memilih bertaut, bukan berpisah.
Rupanya, soal Terowongan Silaturahmi ini sudah dilirik oleh pusat Gereja Katolik, Vatikan. Terowongan ini dianggapnya sangat istimewa.
“Ada Masjid Istiqlal, ada Gereja Katedral yang kita semua tahu ini dulu adalah direncanakan, Masjid Istiqlal itu direncanakan bersama-sama dengan Gereja Katedral sebagai simbol cita-cita bangsa kita untuk hidup berdampingan,” jelas Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo di Katedral pada Kamis (24/4).

“Dan disempurnakan dengan yang namanya Terowongan Silaturahmi itu,” sambungnya.
Kardinal Suharyo mengungkap sebuah rahasia, Vatikan sedang menyusun sebuah buku tentang hubungan antar agama. Mereka meminta Katedral untuk membagikan kisah tentang terowongan tersebut.

“Saya baru menerima surat dari Vatikan akan menulis sesuatu buku untuk memperingati departemen hubungan antara agama di Vatikan. Itu minta kisah Tentang terowongan silaturahmi,” ungkapnya.
Kardinal Suharyo menilai, dengan rencana itu, artinya terowongan ini sudah sangat berarti untuk dunia.

“Kehadiran Terowongan Silaturahmi itu sudah dikenal dan mempunyai makna, bukan hanya untuk kita, tetapi juga untuk seluruh dunia,” tandasnya.
Terowongan Silaturahmi sendiri dibangun pada technology kedua kepemimpinan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi). Konstruksinya selesai pada September 2021.
Meski begitu, terowongan ini baru diresmikan dan dibuka untuk umum oleh Presiden Prabowo Subianto pada tahun 2024 lalu.
Terowongan ini memiliki panjang sekitar 28,3 meter, tinggi 3 meter, dan lebar 4,1 meter, dengan overall luas house termasuk refuge mencapai 226 meter persegi. Terowongan ini pun memakan biaya sekitar Rp 3,37 miliar.